Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Sepanjang tahun lalu PT Lippo Cikarang Tbk (LPKC) mencetak kinerja positif. Bagaimana tidak, anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) meraup laba bersih Rp 844,12 miliar. Jumlah tersebut naik 42,92% dibandingkan laba tahun 2013 yang tercatat Rp 590,61 miliar. Penyokong kenaikan tersebut adalah pendapatan LPKC. Terhitung per Desember 2014, pendapatan perusahaan tercatat Rp 1,79 triliun, naik 35% year on year (yoy).
Analis Mandiri Sekuritas, Liliana S Bambang mengatakan, torehan kinerja itu sejalan dengan prediksi. "Laba operasional LPKC naik 45% yoy menjadi Rp 925 miliar karena ekspansi margin dan pertumbuhan pendapatan yang kuat," tulis dia dalam riset yang diterima KONTAN, 27 Maret 2015.
Selain itu, Liliana mencatat margin kotor LPCK naik dari 56% di 2013 menjadi 59% di tahun lalu. Ini lantaran perusahaan melakukan ekspansi pada proyek residensial dan apartemen. Akibat ekspansi itu juga yang menyebabkan divisi bisnis hunian, ruko dan apartemen tahun lalu melonjak 118% yoy menjadi Rp 781 miliar. Alhasil, divisi tersebut menyumbang 44% dari total pendapatan LPCK tahun lalu.
Divisi bisnis industri dan komersial masih menjadi penyumbang terbesar, yakni 45% atau Rp 815 miliar di 2014 dari total pendapatan. Sedangkan sisanya dari pengelolaan kawasan Rp 170 miliar.
Analis BNI Securities Thendra Crisnanda mengatakan, prospek LPCK di tahun ini cukup positif. Ia melihat, di kuartal I-2015 meraih pendapatan prapenjualan alias marketing sales cukup besar. "Kami mencatat, setidaknya perusahaan telah memenuhi 51% target marketing sales tahun ini," terang dia.
Tahun ini, manajemen LPCK menargetkan, marketing sales senilai Rp 2,5 triliun. Itu hasil dari proyek Orange County yang berjalan. Proyek ini merupakan kawasan terpadu di atas lahan seluas 233 hektare (ha). Di proyek tersebut, LPCK membangun apartemen, hotel dan area bisnis ritel.
Proyek ini akan berkontribusi besar terhadap raihan marketing sales LPCK. Hal tersebut seiring minat beli proyek Orange County cukup besar. Menurut analisa Thendra, proyek ini memang menyasar kalangan menengah atas dan cocok untuk ekspatriat yang berinvestasi di kawasan industri LPCK. Apalagi tahun ini, ada sinyal positif dari para investor asing yang akan investasi di kawasan industri perusahaan.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee bilang, pertumbuhan bisnis kawasan industri cukup positif. Hal itu sejalan dengan eksekusi proyek infrastruktur pemerintah yang akan mulai semester II tahun ini. Meski memiliki prospek baik, Thendra menilai, LPCK perlu menambah nilai bisnis itu. Maklum, saat ini cukup sulit menemukan landbank di kawasan strategis untuk ekspansi. Tak heran saat ini LPCK rajin ekspansi bisnis di segmen residensial. Perseroan fokus di divisi bisnis pengelolaan kota.
Hans dan Thendra memandang divisi ini bisa menghasilkan recurring income. Thendra menargetkan, pendapatan LPCK Rp 2,09 triliun dan laba bersih Rp 1,04 triliun di tahun ini. Ketiga analis menyarankan buy. Thendra menargetkan di Rp 13.520, Hans di Rp 14.800 dan Liliana di Rp Rp 12.300. Kamis (16/4) harga LPCK turun 0,84% ke Rp 11.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News