CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.674   66,00   0,42%
  • IDX 7.321   77,57   1,07%
  • KOMPAS100 1.127   9,82   0,88%
  • LQ45 891   3,90   0,44%
  • ISSI 223   2,60   1,18%
  • IDX30 458   1,30   0,29%
  • IDXHIDIV20 554   0,12   0,02%
  • IDX80 129   0,77   0,60%
  • IDXV30 139   -0,20   -0,14%
  • IDXQ30 153   0,22   0,14%

LPCK menambal kinerja dari bisnis lahan industri


Kamis, 20 Maret 2014 / 06:24 WIB
LPCK menambal kinerja dari bisnis lahan industri
ILUSTRASI. Cara memasak menggunakan kompor listrik yang perlu Moms perhatikan jika sebelumnya menggunakan kompor gas


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Permintaan segmen residensial yang menurun mendorong PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) lebih ekspansif di bisnis kawasan industri. Maka itu, emiten properti Grup Lippo ini pun meluncurkan proyek patungan lahan industri seluas 227 hektare (ha).

Target pasar proyek bernama Delta Silicon 8 ini adalah usaha kecil menengah (UKM) asal Jepang, khususnya yang bergerak di bidang produksi elektronik dan produk pendukung otomotif. Liliana S. Bambang, analis Mandiri Sekuritas dalam risetnya, 17 Maret 2014, menyebutkan, LPCK sudah berhasil menjual lahan 10 ha di kawasan Delta Silicon 8. Harga jual lahan industri mulai Rp 2,2 juta per m².

Penjualan lahan tersebut diyakini bakal terus naik lantaran permintaan atas Delta Silicon 8 masih tinggi. LPCK berpeluang menjual 70 ha-75 ha lahan industri di tahun ini.

Secara keseluruhan, Liliana memprediksikan, potensi proyek patungan lahan industri LPCK bisa mencapai 1.500-2.000 ha. Pasalnya, LPCK bakal membangun akses dan infrastruktur di sana sehingga menjadi insentif tersendiri bagi para pemilik lahan.

Proyek ini merupakan kelanjutan ekspansi yang sudah digelar LPCK sejak awal 2013. Kala itu, LPCK bermitra dengan Forval Indonesia mendirikan pusat UKM Jepang.

Kawasan itu disewakan kepada UKM asal Jepang. LPCK menilai, skema itu dapat membantu UKM Jepang menekan biaya dalam memulai investasi di Indonesia.

Meski masuk bisnis lahan industri, LPCK tetap ekspansi di bisnis residensial. Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities bilang, LPCK  gencar menggarap bisnis residensial meski dibayangi perlambatan permintaan akibat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate.

LPCK telah meluncurkan menara apartemen teranyar, yaitu The Suites Tower. Menara tersebut menjadi menara ketiga sekaligus terakhir dalam Trivium Terrace Apartments di Cikarang, Bekasi.

Jumlah unit The Suites Tower sebanyak 304 unit, dan dijual dengan harga Rp 418 juta-Rp 1,9 miliar per unit. Target pasar The Suites Tower adalah ekspatriat di kawasan Cikarang.

"Permintaan apartemen dari kalangan ekspatriat di Cikarang memang tinggi," kata Reza. Dua menara terdahulu di Trivium Terrace Apartment, yaitu North Tower dan South Tower, sudah lebih dulu dirilis ke pasar sejak November 2012 dan Februari 2013.

Masing-masing tower terdiri dari 342 unit dan 422 unit. Peletakan batu pertama proyek Trivium Terrace Apartments dilakukan pada Maret 2013. Kalau tidak ada halangan, proyek ini diperkirakan bisa mulai serah terima setelah pembangunan berjalan 24 bulan atau di kuartal I-2015.

Trivium Terrace berada di kawasan Trivium Lakeside juga bakal dilengkapi dengan pelbagai fasilitas komersial, seperti Trivium Square, Trivium Loft, dan The Hall at Trivium. Proyek baru tersebut bakal mendorong perolehan marketing sales LPCK. Tahun ini, target marketing sales LPCK sebesar Rp 2 triliun.

Liliana merekomendasikan buy saham LPCK dengan target Rp 9.850. Reza juga menyarankan buy saham LPCK dengan target Rp 8.250.

Sedangkan, Teddy Oetomo, analis Credit Suisse merekomandasikan neutral  saham ini dengan target harga Rp 6.000. Kemarin, harga LPCK naik 1,65% ke Rp 7.700.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×