kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,31   14,00   1.54%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospektif, tambah reksadana saham


Rabu, 02 April 2014 / 07:24 WIB
Prospektif, tambah reksadana saham
ILUSTRASI. Cara beli investasi sukuk ST009 berbasis syariah


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) bakal mempengaruhi kinerja efek yang menjadi aset dasar reksadana. Imbal hasil reksadana pun bakal mengekor kinerja aset dasarnya. Maka itu, menjelang pemilu, investor bisa mulai mengatur alokasi dananya pada reksadana yang berpotensi meraih keuntungan.

Dari berbagai jenis reksadana yang ada, Chief Economist dan Director for Investor Relation PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menilai, reksadana saham bakal menjadi instrumen investasi yang berpeluang memberikan gain paling tinggi di tahun ini. 
Menurut dia, yang paling diuntungkan adalah reksadana dengan aset dasar saham-saham berkapitalisasi pasar besar. "Sedangkan sektor sahamnya berasal dari sektor perbankan besar, infrastruktur serta barang konsumsi," kata Budi.

Direktur Utama BNI Asset Management, Idhamshah Runizam memprediksikan, jenis reksadana saham bisa meraih imbal hasil lebih cepat dari reksadana pendapatan tetap dan pasar uang. Asumsi tersebut bisa tercapai jika pemenang pemilu sesuai dengan harapan pasar.
Ridwan Soetedja, Direktur Panin Asset Management berpendapat sama. Dus, ia pun menyarankan investor memilih reksadana saham atau campuran. "Untuk reksadana campuran, investor bisa memilih produk dengan porsi saham yang lebih besar," kata Ridwan.

Ridwan merekomendasikan investor mengalokasikan dana sekitar 50% pada reksadana saham, 30% reksadana campuran dan masing-masing 10% pada reksadana pendapatan tetap dan pasar uang.

Versi Idhamshah, investor bisa memperbesar porsi alokasi investasi pada reksadana saham sekitar 35%. Selanjutnya ditempatkan pada reksadana campuran 25%, reksadana pendapatan tetap 25% dan reksadana pasar uang 15%.

Agus Yanuar, Direktur Utama PT Samuel Aset Manajemen mengatakan, pemilihan produk reksadana berdasarkan jenis aset atau asset class harus dilakukan berdasarkan bentang investasi atau investment horizon.

Untuk investor dengan horizon investasi panjang diatas tiga tahun, maka bisa mengambil reksadana campuran dan reksadana saham.
Sedangkan untuk investor dengan dengan horizon investasi satu hingga tiga tahun, bisa memilih reksadana pendapatan tetap dan reksadana terproteksi. "Kalau untuk horizon di bawah satu tahun bisa mengambil reksadana pasar uang," ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×