kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Prospek WIKA dibayangi proyek kereta cepat


Selasa, 19 Desember 2017 / 09:02 WIB
Prospek WIKA dibayangi proyek kereta cepat


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masih menjadi sorotan. Kinerja WIKA di kuartal III-2017 memang tumbuh tinggi. Namun, dalam jangka panjang, prospek WIKA dibayangi oleh kepastian proyek kereta cepat alias high speed rail (HSR) Jakarta-Bandung.

Proyek kereta cepat yang dikerjakan di bawah konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tersebut memiliki nilai kontrak sebesar Rp 15,68 triliun. KCIC telah mendapatkan pendanaan dari China Development Bank (CDB) sejak April lalu.

Namun, sampai saat ini, WIKA masih menantikan pencairan pinjaman itu. "WIKA saat ini sedang menunggu pencairan pinjaman dari CDB sebesar US$ 700 juta," kata Analis Mirae Asset Sekuritas Franky Rivan kepada KONTAN, Senin (18/12).

Sejatinya, pinjaman itu akan digunakan untuk akuisisi lahan. Sejauh ini, WIKA turut menanggung biaya konstruksi. Sehingga, jika pencairan pinjaman semakin tertunda, maka biaya yang harus digelontorkan WIKA juga makin besar dan dapat menekan arus kas perusahaan.

Aurelia Barus, Analis CIMB Sekuritas, dalam riset yang terbit 7 Desember lalu, juga mengatakan, saat ini belum ada kelanjutan yang signifikan dari proyek kereta cepat. Keterlambatan proyek ini akan mempengaruhi laba bersih WIKA di 2018 dan 2019. Pasalnya, proyek ini ditargetkan bisa berkontribusi signifikan untuk laba bersih WIKA dalam dua tahun ke depan.

Keterlambatan pencairan pinjaman terjadi karena pihak bank CDB meminta dokumen tambahan mengenai persetujuan dari seluruh konsesi pemegang modal, lantaran adanya kenaikan nilai kontrak. "Akibatnya proyek ini terlambat hingga hampir dua tahun. Kami berasumsi penyaluran kredit akan terjadi pada 2018," papar Aurelia. Sekadar tambahan, peletakan batu pertama proyek ini sudah dilakukan pada Januari 2016.

Kinerja tahun depan

Untungnya, kinerja WIKA sepanjang tahun ini cukup kuat. Pendapatan WIKA hingga kuartal III-2017 tercatat mencapai Rp 15,88 triliun, alias naik 69,99% year on year (yoy). Lalu, laba bersih sampai akhir September lalu naik sekitar 46,66% yoy menjadi Rp 682,64 miliar.

Selain itu, target kontrak baru WIKA tahun ini sebesar Rp 43,25 triliun. Sedangkan nilai kontrak yang telah tercapai hingga Oktober 2017 sebesar Rp 34,67 triliun atau mencapai 80,17% dari target tahun ini. WIKA masih yakin pendapatan dan laba bersihnya bisa naik 20% pada 2018.

Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, pada kuartal III-2017, WIKA masih mampu menjaga profitabilitasnya. Dengan target pertumbuhan tahun depan, WIKA dinilai masih akan agresif mencari kontrak. "Dari segi finansial saat ini, baik jangka menengah maupun panjang masih aman," jelas Riska.

WIKA juga memiliki rencana untuk ikut menerbitkan obligasi global berdenominasi rupiah atau Komodo Bond. Nilainya sebesar US$ 400 juta atau Rp 5,38 triliun.

Namun, Aurelia melihat WIKA justru akan menghadapi posisi arus kas negatif yang tinggi pada tahun depan. Selain itu, total utang WIKA juga bisa meningkat.

Tadinya, Aurelia memperkirakan realisasi proyek kereta cepat bisa mencapai 40% hingga 60% pada tahun ini dan tahun depan. Namun, karena pencairan pendanaan masih tertunda, ia memprediksikan, WIKA baru bisa membukukan tambahan pendapatan dari proyek kereta pada tahun 2018 mendatang. Proyek ini juga diharapkan bisa berkontribusi sebesar 24%-34% terhadap total laba bersih WIKA di tahun 2018–2019.

Franky memprediksi, pendapatan WIKA tahun depan bisa tumbuh 31% yoy menjadi Rp 32,49 triliun. Namun, laba bersih WIKA diproyeksi hanya tumbuh tipis dari Rp 1,36 triliun di 2017 menjadi Rp 1,41 triliun pada tahun depan.

Karena masih memiliki banyak risiko, Franky dan Aurelia memangkas rekomendasi saham WIKA dari semula buy menjadi hold. Franky menurunkan target harga WIKA dari Rp 2.640 menjadi Rp 1.980 per saham.

Sementara itu, Aurelia juga menurunkan target harga saham WIKA dari Rp 3.500 menjadi Rp 1.800 per saham.

Namun, Riska mempertahankan rekomendasi buy lantaran fundamental WIKA dinilai masih kuat untuk jangka panjang. Ia memberi target harga Rp 2.370 per saham.

Pada perdagangan kemarin, saham WIKA ditutup naik 0,94% menjadi Rp 1.605 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×