Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Niat PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menerbitkan obligasi Komodo Bond belum terealisasi. Kemungkinan realisasinya baru pada 2018 nanti. Namun, bukan berarti pendanaan WIKA akan seret.
"Untuk Komodo Bond, akhir tahun ini sudah tak mungkin terjadi, karena tahun baru tinggal dua pekan lagi," jelas Riska Afriani, Kepala Riset OSO Sekuritas, Senin (18/12).
Menurutnya, kemungkinan WIKA akan mengejar pencatatan obligasi berdenominasi rupiah di London Stock Exchange tahun depan. Sebelumnya, manajemen WIKA berencana menerbitkan obligasi senilai US$ 400 juta atau setara Rp 5,38 triliun pada November 2017.
Meski demikian, Riska yakin, telatnya penerbitan Komodo Bond tidak berarti WIKA sedang dalam masalah. Sebab, manajemen WIKA tetap optimistis akan kinerja perusahaan, baik target pendapatan dan laba bersih BUMN pelat merah ini diperkirakan naik 20% tahun depan.
"Tahun depan kemungkinan WIKA bakal tetap agresif cari kontrak baru, kemungkinan nilainya juga bisa naik 20% atau sekitar Rp 51 triliun," jelas Riska.
Secara umum, lanjut Riska, emiten konstruksi, terutama BUMN, sedang gencar mencari pendanaan, karena memiliki beban proyek infrastruktur akbar yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Ia menambahkan, institusi perbankan juga cukup membuka diri untuk mendanai proyek infrastruktur pemerintah.
"Tak mungkin dari bank tidak beri pinjaman ke infrastruktur, karena ini jadi target plan pemerintah dalam rencana kerja lima tahun sejak awal Jokowi menjabat," imbuhnya.
Riska merekomendasikan beli saham WIKA dengan target harga di level Rp 2.370 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News