kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek telko diprediksi positif pada 2021, simak rekomendasi saham berikut


Selasa, 15 Desember 2020 / 12:16 WIB
Prospek telko diprediksi positif pada 2021, simak rekomendasi saham berikut
ILUSTRASI. Prospek subsektor operator telekomunikasi dan menara telekomunikasi akan positif pada tahun 2021.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nomura memperkirakan, prospek subsektor operator telekomunikasi dan menara telekomunikasi akan positif pada tahun 2021. Meksipun begitu, operator telekomunikasi diprediksi bakal lebih unggul dibanding menara.

Ada dua katalis yang menjadi pendorongnya. Pertama, adanya tambahan tiga blok spektrum 10MHz pada pita 2300MHz yang akan dilelang pemerintah. Kedua, implementasi Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang bakal membuka kesempatan operator telekomunikasi untuk dapat berbagi infrastruktur.

Nomura yakin, pemerintah akan memberikan tiga blok spektrum tersebut pada tiga operator demi menciptakan kesetaraan ruang telekomunikasi. Ketiga operator tersebut kemungkinan adalah PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dan PT Hutchison 3 Indonesia.

Telkomsel selaku anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dipilih karena merupakan operator terbesar, baik dari segi pendapatan maupun basis pelanggan. "Dengan posisi keuangan terkuat di antara perusahaan sejenis di Indonesia, Telkomsel memiliki kemampuan lebih untuk membayar premi," kata analis Nomura Heng Siong Kong dalam riset, Senin (14/12).

Baca Juga: Ada pandemi, penerbitan obligasi korporasi baru capai Rp 77,69 triliun per Desember

Kedua, Smartfren dipilih karena merupakan perusahaan terkecil dari lima operator seluler di Indonesia. Dengan begitu, pemerintah kemungkinan besar akan memberinya lebih banyak kesempatan untuk memperoleh spektrum tambahan tersebut.

Ketiga, Hutchison 3 Indonesia memiliki spektrum paling sedikit saat ini. Oleh sebab itu, Hutchison 3 Indonesia membutuhkan spektrum tambahan terbanyak di antara semua operator di Indonesia.

Heng Siong Kong berharap, pemerintah dapat mengumumkan hasil lelangnya minggu ini. Pasalnya, saat lelang ini selesai, muncul kejelasan atas kepemilikan spektrum di masing-masing operator sehingga bisa meningkatkan nilai perusahaan telekomunikasi seiring dengan potensi efisiensi yang bisa dihasilkan.

Selanjutnya, katalis positif kedua berasal dari implementasi UU Cipta Kerja terkait kebijakan berbagi infrastruktur serta penanganan transfer spektrum jika terjadi merger dan akuisisi. "Kedua kebijakan tersebut akan membuka jalan bagi konsolidasi industri dan pelaku pasar akan sangat mengantisipasinya," ucap Heng Siong Kong.

Baca Juga: Kemalasan operator membangun jaringan telekomunikasi menghambat ekonomi digital

Dua faktor tersebut juga dinilai akan memberikan efek positif pada sektor menara dalam jangka panjang seiring dengan peningkatan kebutuhan data. Akan tetapi, untuk jangka pendek, sektor menara berpotensi tumbuh lebih lambat karena operator telekomunikasi kemungkinan akan mencari efisiensi dari implementasi UU Cipta Kerja.

Di sektor operator telekomunikasi, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tetap menjadi pilihan saham teratas Nomura. Namun, PT XL Axiata Tbk (EXCL) juga diprediksi dapat mengungguli dua saham menara utama, yaitu PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Nomura memasang target harga untuk TLKM di level Rp 4.175 per saham, EXCL Rp 3.300, TBIG Rp 1.825, dan TOWR Rp 1.420 per saham. Per perdagangan Selasa (15/12) pukul 11.25 WIB, harga TLKM adalah sebesar Rp 3.440 per saham, EXCL Rp 2.660, TBIG Rp 1.475, dan TOWR Rp 990 per saham.

Baca Juga: Cegah makelar izin, pemerintah harus mewajibkan pembangunan jaringan telekomunikasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×