Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Alrich menilai untuk properti didorong perpanjangan rasio Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau pembiayaan properti maksimal 100% hingga 31 Desember 2023. Lalu, pemulihan aktivitas ekonomi turut mendorong peningkatan di sisi retail sales, salah satunya properti dan retail space.
"Faktor tersebut dapat berpotensi meredam dampak negatif dari kenaikan suku bunga dengan pemulihan pendapatan berulang," paparnya.
Untuk infrastruktur didukung dari peningkatan APBN di 2023, salah satunya untuk menggenjot pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan fokus pemerintah dalam mengupayakan pemerataan infrastruktur, termasuk rencana pemindahan IKN.
Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat, Cek Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Perdagangan Hari Ini
"Di sisi lain, persiapan dalam tahun politik 2024 berpotensi mengakselerasi realisasi proyek infrastruktur di 2023 dan 2024," lanjutnya.
Lalu sektor telekomunikasi didukung penetrasi pengguna smartphone yang terus meningkat. Selanjutnya bank syariah didorong dari IKK dan aktivitas manufaktur di Indonesia yang relatif bertahan di atas level 50.
#Selain itu, bank syariah juga ditopang dari dibukanya PPKM dan serta kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang tidak akan membatasi usia jemaah haji pada tahun 2023. Alrich memperkirakan permintaan umrah akan meningkat signifikan.
Dari berbagai hal tersebut, Alrich merekomendasikan saham PWON, SMRA, BSDE, CTRA, WIKA, PTPP, EXCL, ISAT, TLKM, dan BRIS. Sementara Arjun merekomendasikan ICBP, ADRO, dan TLKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News