Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham syariah dinilai cukup baik di tahun 2023. Hal ini didukung kinerja sektor energi dan konsumsi primer yang mendominasi efek syariah.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki 500 lebih merupakan saham syariah. Secara umum, prospek dari saham-saham syariah akan tergantung dari prospek sektornya masing-masing.
"Saham syariah berada di semua sektor jadi prospek emiten syariah tergantung prospek sektor dan saham tersebut secara fundamental," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (2/2).
Hanya saja, jika dirincikan Arjun melihat sebanyak 43% saham syariah secara akumulasi berada di sektor yang prospektif untuk tahun 2023. Antara lain sektor energi dan konsumen primer.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Rebound, Cek Rekomendasi Saham dari BNI Sekuritas, Kamis (2/2)
Dari keseluruhan saham syariah yang ada, sekitar 26% diantaranya berasal dari sektor energi. Sedangkan porsi sektor konsumen primer mencapai sekitar 17%.
Menurut Arjun, prospek untuk kedua sektor tersebut cukup bagus. Sebabnya, mayoritas emiten berkapitalisasi jumbo di dalam sektor tersebut mempunyai fundamental yang solid dan peluang bisnis yang bagus.
Secara sentimen, Arjun menilai dinamika pasar saham syariah akan sangat dipengaruhi pergerakan harga komoditas energi karena mayoritas saham syariah merupakan saham energi. Dengan demikian, kenaikan harga komoditas energi akan mendorong kinerja pasar saham syariah.
Selain itu, fundamental yang kuat akan menjadi tenaga utama saham energi di tengah berbagai ketidakpastian risiko di tahun 2023 seperti konflik geopolitik dan resesi ekonomi. Meski demikian, resesi masih akan berdampak negatif terhadap kinerja pasar saham syariah.
Berdasarkan data BEI, sejumlah indeks saham syariah mengalami penurunan sejak awal tahun. Contohnya, Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) turun 1,63%, Jakarta Islamic Index 70 (JII70) turun 0,82%, Jakarta Islamic Index (JII) turun 0,94%. Hanya IDX Sharia Growth yang mencatatkan kenaikan sebesar 1,60%.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menilai, selain kedua sektor tersebut beberapa sektor lainnya juga dapat diamati. Antara lain, sektor properti, infrastruktur, telekomunikasi, dan bank syariah.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Beli BRIS, PTBA, PGAS, BBTN untuk Hari Ini (24/1)
Alrich menilai untuk properti didorong perpanjangan rasio Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau pembiayaan properti maksimal 100% hingga 31 Desember 2023. Lalu, pemulihan aktivitas ekonomi turut mendorong peningkatan di sisi retail sales, salah satunya properti dan retail space.
"Faktor tersebut dapat berpotensi meredam dampak negatif dari kenaikan suku bunga dengan pemulihan pendapatan berulang," paparnya.
Untuk infrastruktur didukung dari peningkatan APBN di 2023, salah satunya untuk menggenjot pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan fokus pemerintah dalam mengupayakan pemerataan infrastruktur, termasuk rencana pemindahan IKN.
Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat, Cek Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Perdagangan Hari Ini
"Di sisi lain, persiapan dalam tahun politik 2024 berpotensi mengakselerasi realisasi proyek infrastruktur di 2023 dan 2024," lanjutnya.
Lalu sektor telekomunikasi didukung penetrasi pengguna smartphone yang terus meningkat. Selanjutnya bank syariah didorong dari IKK dan aktivitas manufaktur di Indonesia yang relatif bertahan di atas level 50.
#Selain itu, bank syariah juga ditopang dari dibukanya PPKM dan serta kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang tidak akan membatasi usia jemaah haji pada tahun 2023. Alrich memperkirakan permintaan umrah akan meningkat signifikan.
Dari berbagai hal tersebut, Alrich merekomendasikan saham PWON, SMRA, BSDE, CTRA, WIKA, PTPP, EXCL, ISAT, TLKM, dan BRIS. Sementara Arjun merekomendasikan ICBP, ADRO, dan TLKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News