kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Prospek Reksadana Pasar Uang Masih Positif


Minggu, 10 Juli 2022 / 12:39 WIB
Prospek Reksadana Pasar Uang Masih Positif
ILUSTRASI. Reksadana pasar uang lebih stabil dan menjadi alternatif investasi karena memberikan return yang menarik.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pasar uang lebih stabil dan menjadi alternatif investasi karena memberikan return yang menarik. Reksadana pasar uang pun memiliki likuiditas yang tinggi di tengah potensi kenaikan suku bunga. 

Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki mengatakan, komposisi portofolio reksadana pasar uang berbeda dengan reksadana saham maupun reksadana berbasis obligasi seperti reksadana pendapatan tetap. 

"Dimana reksadana pasar uang kebanyakan berisi deposito yang sifatnya fixed serta obligasi korporasi dan cenderung lebih less volatile," ucap Gama kepada Kontan.co.id, Senin (4/7). 

Baca Juga: Return Reksadana Pasar Uang Bisa Lebih Menarik di Tengah Potensi Kenaikan Suku Bunga

Gama menyampaikan hal ini membuat kinerja reksadana pasar uang jauh lebih stabil jika dibandingkan dengan reksadana pendapatan tetap maupun reksadana saham. Gama mengatakan ada potensi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan dan investor akan lebih cenderung pindah ke aset yang lebih aman daripada aset yang lebih berisiko.

"Hal ini membuat koreksi yang cukup dalam terhadap pasar obligasi maupun pasar saham, dan berdampak kepada kinerja reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham pada bulan Juni," ujar Gama. 

Menurut Gama dengan koreksi yang terjadi, kinerja terhadap dua reksadana tersebut menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan reksadana pasar uang yang cenderung lebih stabil. 

Baca Juga: Kocok Ulang Portofolio Investasi, Ini Sektor Saham yang Bisa Dilirik

"Peningkatan risiko berasal dari sisi volatilitas harga obligasi meskipun sudah masuk tenor money market (jangka pendek) dan juga minimnya kenaikan tingkat bunga deposito mengingat perbankan masih cenderung over-liquid, maka target return secara konservatif dapat bergerak pada 3,75%-4,25% hingga akhir tahun," ucap Gama. 

Gama mengatakan dalam mengelola reksadana pasar uang, MI justru akan lebih fokus kepada likuiditas dibandingkan return. Tipe investor yang masuk ke reksadana pasar uang adalah investor yang menginginkan likuiditas yang cukup fleksibel dengan return sedikit di atas deposito. 

Gama mengatakan strategi yang digunakan akan tetap sama dengan menjaga komposisi antara deposito sebagai likuiditasnya serta obligasi korporasi jangka pendek (money market) sebagai pengerek imbal hasil. 

"Sehingga dari strategi untuk reksadana pasar uang tidak akan terlalu banyak berubah dengan kondisi market yang ada," tutup Gama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×