Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme pertumbuhan global serta dampak pelemahan dollar AS membawa sentimen positif pada harga logam industri. Harga logam seng melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade setelah persediaan di London Metal Exchange (LME) merosot. Harga nikel menguat ke level tertinggi dalam tiga tahun seiring kenaikan logam industri.
Mengutip Bloomberg, Senin (20/1) harga seng, logam yang digunakan untuk menempa baja, di LME naik 3,1% menjadi US$ 3.584 per metrik ton atau tertinggi sejak Juli 2007. Harga seng di Shanghai Futures Exchange juga naik 3,3% ke level 27.055 yuan, level tertinggi dalam satu dekade.
Persediaan LME menyusut ke level terendah sejak 2008 lantaran penutupan sejumlah tambang besar serta kebijakan reformasi lingkungan yang telah membatasi produksi.
"Tampaknya, tekanan pasokan sedang terjadi di LME, mengingat stok sangat rendah dan waran yang dibatalkan meningkat," kata Liu Mengyue, seorang analis SMM Information & Technology Co kepada Bloomberg, Senin (29/1).
"Seorang pedagang besar bisa jadi berada di belakang tekanan ini, yang bertujuan mendorong pasar pada kekurangan pasokan yang lebih dalam agar mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga secara tiba-tiba," kata Jia Zheng, seorang trader Shanghai Minghong Investment Co. Premi untuk harga seng di pasar spot telah meningkat dalam beberapa hari terakhir menjadi US$ 41,50 selama kontrak tiga bulan.
Menurut Jia, logam lainnya mendapat keuntungan dari tekanan pasokan pada seng, dengan nikel LME menguat 2,9% menjadi US$ 14.040 per metrik ton, tertinggi sejak Mei 2015. Meskipun dollar AS stabil pada awal pekan ini, harga masih mendekati level terendah tiga tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News