Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berencana menerbitkan surat utang dalam waktu dekat ini. Perseroan menunjuk enam penjamin emisi alias joint lead underwriters untuk menangani aksi korporasi tersebut.
"Saat ini, INDF sedang bersiap untuk melakukan penawaran umum obligasi dalam mata uang rupiah," ujar Elly Putranti, Sekretaris Perusahaan INDF dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/2).
Namun, ia belum menyebutkan nilai emisi dari obligasi itu. Manajemen perseroan belum merespons panggilan telepon KONTAN. Enam penjamin emisi yang ditunjuk adalah PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT CIMB Securities Indonesia, PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Indopremier Securities, dan PT Trimegah Securities Tbk.
INDF memang menyiapkan pendanaan untuk membayar kembali utang jatuh temponya pada tahun ini. Obligasi INDF senilai Rp 2 triliun jatuh tempo pada 31 Mei 2017. Obligasi tersebut merupakan obligasi rupiah VI tahun 2012 bertenor 5 tahun dengan tingkat bunga tetap 7,25% per tahun. Kala itu, dana penerbitan obligasi juga digunakan untuk pelunasan obligasi sebelumnya dan modal kerja.
Per Kuartal III 2016, INDF juga tercatat memiliki utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu setahun sebesar Rp 2,2 triliun. Total kas dan setara kas INDF sendiri masih cukup besar, mencapai Rp 11,4 triliun.
Joni Wintarja, Analis NH Korindo Sekuritas mengatakan, prospek INDF tahun ini masih menarik. Pasalnya, INDF merupakan sektor usaha di bidang konsumsi masyarakat yang terkait erat dengan pendapatan usaha dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dengan estimasi pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang lebih tinggi, ia memperkirakan pendapatan INDF akan tumbuh 5,4% pada tahun 2016 dan 8% pada tahun 2017 menjadi Rp 72,9 triliun.
"Divisi tepung dan agribisnis diperkirakan akan menikmati kenaikan harga komoditas pada tahun ini," ujarnya.
INDF juga menerapkan metode cost plus untuk divisi tepung, yakni penyesuaian harga jual dengan harga bahan baku. Meskipun secara marjin keuntungan akan stabil, kenaikan harga gandum akan meningkatkan pendapatan perusahaan dari divisi tepung.
Sedangkan, sektor agribisnis akan memperoleh marjin keuntungan yang lebih baik karena kenaikan harga crude palm oil (CPO). Maka, ia memperkirakan laba INDF akan tumbuh sebesar 4.7% pada 2017 menjadi Rp 4,5 triliun.
Joni merekomendasikan Buy dengan target harga Rp 10.255 per saham. Target ini diperoleh dari estimasi forward Price Earning Ratio (PER) sebesar 18,8 kali pada akhir Desember 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News