Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
Analis Sucor Sekuritas Eriza Putri berpandangan, perpaduan agresivitas ekspansi rumah sakit dan pasien BPJS akan mendorong pertumbuhan laba bersih hingga 25% dalam lima tahun ke depan.
Pandangan itu didorong dari kuatnya pertumbuhan pendapatan HEAL dan melandainya biaya IT, serta strategi peningkatan intensitas pasien.
Secara industri, Ismail juga berpandangan dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan industri tetap utuh.
Pihaknya telah meninjau lebih lanjut rancangan akhir RUU Omnibus yang telah diratifikasi dan menemukan bahwa beberapa hal penting tidak mengalami perubahan selama proses pengesahan.
Misalnya, perubahan dalam pendekatan penganggaran layanan kesehatan, Surat Tanda Registrasi (STR) tenaga kesehatan yang akan berlaku tanpa batas waktu, skema rumah sakit pendidikan, dan ijin praktik tenaga asing.
Baca Juga: Medialoka Hermina (HEAL) Gencar Ekspansi Rumah Sakit Baru
"Selain itu, ketika peraturan pelaksana masih dalam proses uji publik, tinjauan kami menyimpulkan bahwa fokus pemerintah tetap pada peningkatan upaya promotif dan preventif untuk mencapai tujuan Omnibus Law, dengan tujuan utama untuk meningkatkan harapan hidup," paparnya.
Dari berbagai hal itu, Henan Putihrai Sekuritas memproyeksikan HEAL mampu mencetak pertumbuhan pendapatan sekitar 9%-11% atau berada di atas Rp 6 triliun.
Sucor Sekuritas juga memperkirakan pendapatan HEAL di 2024 sebesar Rp 6,75 triliun dengan laba bersih Rp 719 miliar.
Di sisi lain, Investment Consultant Reliance Sekuritas Reza Priyambada menilai risiko dari HEAL adalah tersendatnya pembayaran BPJS.
"Selain itu jika ada perlambatan dalam pembangunan rumah sakit baru, serta pengembangan kompetensi dari dokter maupun perawat," katanya.
Reza merekomendasikan buy HEAL dengan target harga Rp 1.520. Bryan dan Ismail juga merekomendasikan buy HEAL dengan target harga Rp 1.900 dan Rp 1.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News