kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Prospek Kinerja Emiten Media Belum Cerah, Cermati Rekomendasi Analis


Selasa, 10 September 2024 / 05:20 WIB
Prospek Kinerja Emiten Media Belum Cerah, Cermati Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Suasana ruang kontrol PT NET Mediatama Televisi (NET) di Jakarta, Kamis (8/10). Kinerja emiten media diperkirakan masih akan berat di kuartal III 2024 ini, cernati rekomendasi analis.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten media diperkirakan masih akan berat di kuartal III 2024 ini. Namun, sentimen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 pada bulan November diperkirakan akan kembali mengerek kinerja mereka di sisa tahun ini.

Sebagai informasi, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mencatatkan laba bersih entitas usaha sebesar Rp 327,65 miliar di semester I-2024, melesat 372,37% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 69,36 miliar. Dari sisi top line, pendapatan bersih SCMA meningkat 9,77% YoY menjadi Rp 3,32 triliun di semester I 2024.

PT Net Visi Media Tbk (NETV) mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 49,98 miliar per akhir Juni 2024. Ini berbanding dari rugi bersih Rp 146,40 miliar di periode sama tahun lalu.

Baca Juga: Tahun Lalu Lesu, Begini Prospek Kinerja Emiten Media SCMA dan MNCN pada 2024

Namun, 80,05% saham NETV senilai Rp 1,65 triliun bakal diakuisisi PT MD Entertainment Tbk (FILM). Jika aksi korporasi via private placement tersebut tuntas, maka FILM akan menjadi pengendali baru NETV.

Sementara, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)  mencatatkan laba sebesar Rp 808,47 miliar per 30 Juni 2024, tumbuh 8,35% YoY dari Rp 194,52 miliar. Padahal dari sisi top line, pendapatan usaha bersih MNCN terkoreksi 2,25% YoY menjadi Rp 4,34 triliun di semester I 2024. 

Executive Chairman MNCN Hary Tanosoedibjo mengatakan, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan dari layanan free to air (FTA) televisi di semester I 2024. Kontribusi FTA televisi terhadap total pendapatan MNCN sendiri adalah 41,3% pada kuartal II dan 45,8% pada semester I 2024. 

Pendapatan iklan MNCN di semester I 2024 sebesar Rp 3,37 triliun, turun 13% YoY. Untuk mengatasinya, MNCN pun melakukan diversifikasi operasi ke bisnis kunci lainnya.

Baca Juga: Kinerja Emiten Batubara Tertekan, Begini Rekomendasi Analis

Pendapatan konten setelah dieliminasi mencapai Rp 602 miliar di semester I, naik 129% YoY. Ini terutama disebabkan oleh peningkatan produksi konten original dan licensing library kepada pihak ketiga.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat, kinerja keuangan media di semester I 2024 membaik akibat adanya Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Namun, per hari ini kinerja SCMA dan MNCN masih yang paling baik,” ujarnya kepada Kontan, Senin (9/9).

Baca Juga: Kinerja Ace Hardware (ACES) Diproyeksi Cerah, Cermati Rekomendasi Analis

Sayangnya, kinerja keuangan tersebut tak sebanding dengan kinerja saham emiten-emiten tersebut. Melansir RTI, saham SCMA misalnya telah turun 28,82% secara year to date (ytd) dan 4,72% dalam sebulan terakhir.

Saham MNCN turun 16,58% ytd, tetapi naik 6,62% dalam sebulan terakhir. Sementara, saham NETV justru melesat 54,24% ytd dan tak bergerak dalam sebulan terakhir.

Nico melihat, sentimen positif baru akan datang menjelang gelaran Pilkada 2024 di bulan November, khususnya di segmen televisi digital berbayar. Artinya, di semester II, konsentrasi perbaikan kinerja emiten media akan terfokus pada kuartal IV 2024.

“Saat ini, layanan TV Digital akan membantu meningkatkan penonton dan memberikan kontribusi melalui peningkatan iklan,” ungkapnya.

Alhasil, Nico pun belum memberikan rekomendasi saham untuk emiten media.

Baca Juga: Ini Daftar Emiten yang Segera Cum Dividen Akhir Juni Beserta Rekomendasi Sahamnya

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, pergerakan saham MNCN ada di level support Rp 290 per saham dan resistance Rp 352 per saham. William pun merekomendasikan buy on weakness untuk MNCN dengan target harga di akhir tahun Rp 422 per saham.

Sementara, pergerakan saham SCMA berada di level support Rp 117 per saham dan resistance Rp 133 per saham. William pun merekomendasikan wait and see untuk SCMA dengan target harga di akhir tahun Rp 145 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×