kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek kinerja BTPS bisa membaik tersokong pertumbuhan penyaluran pinjaman


Selasa, 15 Desember 2020 / 21:13 WIB
 Prospek kinerja BTPS bisa membaik tersokong pertumbuhan penyaluran pinjaman
ILUSTRASI. Layanan nasabah BTPN Syariah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penyaluran pinjaman mulai kembali pulih. Kinerja keuangan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) berpotensi membaik didukung oleh potensi pertumbuhan segmen mikro kepada nasabah yang mayoritas wanita.

Hingga kuartal III-2020, laba bersih setelah pajak (NPAT) BTPS melemah 48% secara tahunan menjadi Rp 507 miliar dari Rp 976 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Analis RHB Sekuritas Ghibran Al Imran mengamati penurunan kinerja BTPS di kuartal III-2020 merupakan dampak dari pandemi. Seluruh bisnis BTPS terdiri dari segmen mikro berbasis syariah yang diberikan kepada para wanita pengusaha di desa.

Besaran pinjaman BTPS yang hanya sekitar Rp 2 juta hingga Rp 5 juta ini juga didistribusikan secara manual melalui agen yang membawa dana kas ke desa. Hal yang sama juga dilakukan saat peminjam melakukan pembayaran pokok pinjaman dan bagi hasil.

Baca Juga: Simak prospek saham penghuni IDX SMC Liquid yang minim koreksiu

"Ketika terjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di daerah nasabahnya BTPS bisa dibilang transaksi jadi sangat terhambat," kata Ghibran, Selasa (14/12).

Sementara itu, melihat pandemi yang saat ini belum mereda, Ghibran mengatakan kinerja BTPS di kuartal IV-2020 belum akan terlalu membaik. "Memang sudah ada beberapa daerah dengan PSBB lebih longgar tetapi belum semuanya," kata Ghibran.

Meski laba masih menurun, BTPS berhasil catatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan. Tercatat hingga akhir September, penyaluran pembiayaan BTPS mencapai Rp 9,1 triliun. Angka tersebut naik 2,25% secara tahunan dan tumbuh 4% secara kuartalan.

Edward Tanuwijaya, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, mengatakan dalam risetnya, seiring dengan PSBB yang lebih longgar serta aktivitas bisnis kembali berjalan, maka BTPS yang fokus pada segmen mikro mulai mengucurkan pinjaman baru ke nasabahnya dengan dibantu pemerintah melalui Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dan Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) untuk UMKM.

Baca Juga: IDX SMC Liquid minim koreksi, simak prospek saham penghuninya

Alhasil, Edward berharap di kuartal IV-2020 pendapatan bunga BTPS secara bertahap bisa mulai mendekati level seperti sebelum terjadi gangguan dari pandemi.

Kinerja keuangan BTPS juga mulai kembali stabil. Provisi BTPS tumbuh 175,3% secara tahunan di semester I-2020. Alhasil, capuran non performing financing (NPS) menjadi 350% per Juni 2020.

Kinerja BTPS akan membaik juga karena didukung NPF yang berhasil bertahan di 1,8% lebih rendah dari level industri perbankan konvensional yang berada di 3% dan bank syariah di 3,5%.  

Sementara itu, sejak akhir Juni 2020 total restrukturisasi pinjaman mencapai Rp 6 triliun 69% dari total pinjaman. Edward memproyeksikan pertumbuhan pinjaman minimal 3% secara tahunan tercapai di tahun ini. Dana pihak ketiga (DPK) juga diproyeksikan tumbuh 7% secara tahunan. Hingga kuartal III DPK berhasil tumbuh 2,43% secara tahunan menjadi Rp 9,4 triliun.

Edward juga mencatat Cost of fund BTPS sudah stabil di sekitar 5,5% mengingat tingginya proporsi deposito berjangka yang sekitar 75% dari dana pihak ketiga.

Baca Juga: Berpacu Dengan Kebutuhan Transaksi Digital, Konsep Neo Bank di Depan Mata

Ke depan, Edward memproyeksikan pertumbuhan nasabah BTPS masih cukup tinggi. Penyebabnya, BTPS hadir sebagai satu-satunya bank syariah yang menyalurkan pinjaman mikro untuk wanita kurang mampu.

"Populasi tersebut menyediakan ruang yang cukup untuk pertumbuhan akuisisi pelanggan baru," kata Edward dalam riset. Saat ini BTPS hanya berhasil menembus 28% dari populasi yang ia targetkan.

Edward merekomendasikan buy karena BTPS memiliki CAR dan ROE paling tinggi diantara bank yang ia analisis. Selain itu, Edward juga optimitis pada potensi pertumbuhan kinerja serta model bisnis yang stabil. Target harga Edward sudah terlampaui di Rp 3.900.

Sementara, M. Nafan Aji Analis Binaartha Sekuritas juga merekomendasikan buy di target harga Rp 5.300. Nafan melihat BTPS kinerja BTPS berpotensi tumbuh karena ia berperan aktif dalam mendukung program stimulus pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional.

Sementara itu, Ghibran merekomendasikan netral dengan target harga di Rp 3.600 yang juga sudah terlampaui. Ghibran menilai harga BTPS sudah mahal karena kembali ke 5x PBV. Sementara secara fundamental Ghibran menilai kinerja BTPS belum akan membaik sepenuhnya.

Selanjutnya: Selain Bank Yudha Bhakti (BBYB), ini sejumlah emiten yang berganti nama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×