Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Kinerja BTPS akan membaik juga karena didukung NPF yang berhasil bertahan di 1,8% lebih rendah dari level industri perbankan konvensional yang berada di 3% dan bank syariah di 3,5%.
Sementara itu, sejak akhir Juni 2020 total restrukturisasi pinjaman mencapai Rp 6 triliun 69% dari total pinjaman. Edward memproyeksikan pertumbuhan pinjaman minimal 3% secara tahunan tercapai di tahun ini. Dana pihak ketiga (DPK) juga diproyeksikan tumbuh 7% secara tahunan. Hingga kuartal III DPK berhasil tumbuh 2,43% secara tahunan menjadi Rp 9,4 triliun.
Edward juga mencatat Cost of fund BTPS sudah stabil di sekitar 5,5% mengingat tingginya proporsi deposito berjangka yang sekitar 75% dari dana pihak ketiga.
Baca Juga: Berpacu Dengan Kebutuhan Transaksi Digital, Konsep Neo Bank di Depan Mata
Ke depan, Edward memproyeksikan pertumbuhan nasabah BTPS masih cukup tinggi. Penyebabnya, BTPS hadir sebagai satu-satunya bank syariah yang menyalurkan pinjaman mikro untuk wanita kurang mampu.
"Populasi tersebut menyediakan ruang yang cukup untuk pertumbuhan akuisisi pelanggan baru," kata Edward dalam riset. Saat ini BTPS hanya berhasil menembus 28% dari populasi yang ia targetkan.
Edward merekomendasikan buy karena BTPS memiliki CAR dan ROE paling tinggi diantara bank yang ia analisis. Selain itu, Edward juga optimitis pada potensi pertumbuhan kinerja serta model bisnis yang stabil. Target harga Edward sudah terlampaui di Rp 3.900.
Sementara, M. Nafan Aji Analis Binaartha Sekuritas juga merekomendasikan buy di target harga Rp 5.300. Nafan melihat BTPS kinerja BTPS berpotensi tumbuh karena ia berperan aktif dalam mendukung program stimulus pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional.
Sementara itu, Ghibran merekomendasikan netral dengan target harga di Rp 3.600 yang juga sudah terlampaui. Ghibran menilai harga BTPS sudah mahal karena kembali ke 5x PBV. Sementara secara fundamental Ghibran menilai kinerja BTPS belum akan membaik sepenuhnya.
Selanjutnya: Selain Bank Yudha Bhakti (BBYB), ini sejumlah emiten yang berganti nama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News