kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Prospek Jangka Panjang MAPI Tetap Solid, Begini Rekomendasi Analis


Rabu, 16 April 2025 / 18:42 WIB
Prospek Jangka Panjang MAPI Tetap Solid, Begini Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. KONTAN/Cheppy A. Muchlis. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dinilai masih memiliki prospek jangka panjang yang solid sebagai operator ritel kelas atas.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dinilai masih memiliki prospek jangka panjang yang solid sebagai operator ritel kelas atas. Walaupun memang, terdapat tantangan dalam jangka pendek. 

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila mengatakan salah satu tantangan MAPI dari peningkatan beban operasional dan biaya keuangan yang terjadi di 2024. "Meningat penyesuaian ini memang akan menekan profitabilitas MAPI, investor perlu mengantisipasi strategi penggunaan dana oleh MAPI juga yang bisa mempengaruhi profitabilitaas MAPI," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/4).

Sebelumnya, MAPI mencatatkan penurunan laba bersih 6,87% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,76 triliun, di tengah peningkatan pendapatan 14,23% yoy. Penurunan laba bersih seiring kenaikan pada pos beban gaji sebesar 7,4% yoy dan biaya sewa meningkat 17,1% yoy, yang menyebabkan margin tertekan.

Analis JP Morgan, Benny Kurniawan menilai bahwa kinerja MAPI di 2024 masih tergolong in line dengan ekspektasi, kendati anak usahanya, MAP Active (MAPA) menunjukan performa yang agak lemah. "Kami menilai hasil ini masih lebih baik dari ekspektasi pasar, mengingat saham MAPI sudah terkoreksi dan telah mediskon skenario yang lebih buruk," katanya.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Teknikal AADI, TPIA, dan JSMR untuk Kamis (17/4)

Benny mencermati, dengan penurunan harga saham maka valuasi MAPI terbilang menarik. Dus, ia merekomendasikan akumulai saham MAPI saat harga mengalami pelemahan, yang mana dengan mempertimbangkan potensi pertumbuhan jangka panjang dan pemulihan margin yang bisa terjadi di semester II 2025.

Dengan daya beli masyarakat yang masih lesu, lanjut Indy, prospek MAPI masih bisa didukung dari  solidnya daya beli yang berasal dari masyarakat menengah atas. "Selain itu, daya beli untuk food dan beverage masih tangguh di 2025 sehingga dari sisi pendapatan MAPI masih bisa tumbuh," katanya.

Oleh sebab itu, prospek jangka panjang MAPI tetap menjanjikan. "Rencana ekspansi bisnis dan optimisme terhadap pertumbuhan sektor ritel kedepannya mendorong ekspektasi kinerja keuangan MAPI masih tumbuh," sambung Indy.

Hal itu juga tercermin dari penguatan harga MAPI dalam sebulan terakhir. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga MAPI menguat 24,09% dalam sebulan terakhir dengan bertengger di Rp 1.365 per Rabu (16/4).

Karenanya, Indy merekomendasikan buy MAPI dengan target harga Rp 1.850. Sementara Benny menyematkan rating overweight MAPI dengan target harga Rp 1.760.

Benny menerangkan, penilaian itu berdasarkan metode valuasi P/E campuran (blended) 13 kali dari estimasi laba per saham 2025 dan 2026, sedikit di bawah rata-rata historis tiga tahun sebesar 14 kali. "Ini mencerminkan kehati-hatian terhadap performa Digimap dan potensi tekanan pada bisnis Starbucks," tegas Benny.

Benny juga mencatat beberapa risiko, seperti pelemahan tajam nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, berakhirnya kontrak merek utama, kenaikan royalti dari pemegang merek, serta potensi perubahan manajemen senior.

Baca Juga: Tambah Modal ke Anak Usaha, Cek Rekomendasi Saham Chandra Asri Pacific (TPIA)

Selanjutnya: Jaringan Distribusi Makin Kuat, Pelumas PanaOIL Terus Tingkatkan Inovasi Teknologi

Menarik Dibaca: 5 Makanan yang Tidak Boleh Dipanaskan Kembali, Awas Beracun!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×