kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Tambah Modal ke Anak Usaha, Cek Rekomendasi Saham Chandra Asri Pacific (TPIA)


Rabu, 16 April 2025 / 16:00 WIB
Tambah Modal ke Anak Usaha, Cek Rekomendasi Saham Chandra Asri Pacific (TPIA)
ILUSTRASI. Aksi korporasi kembali dilancarkan oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dengan menyuntikan modal tambahan ke anak usahanya PT Chandra Daya Investasi (CDI).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi korporasi kembali dilancarkan oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dengan menyuntikan modal tambahan ke anak usahanya PT Chandra Daya Investasi (CDI). Ada kemungkinan transaksi ini merupakan bagian dari upaya TPIA untuk mengantarkan CDI melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam berita sebelumnya, TPIA memberikan tambahan modal ke CDI senilai Rp 853,26 miliar atau setara 8,53 miliar lembar saham pada 11 April 2025. Saat ini, struktur permodalan dan kepemilikan saham CDI melibatkan dua pihak, yakni TPIA dan Phoenix Power B.V. 

Sebelum transaksi berlangsung, TPIA menggenggam 66,36 miliar saham CDI atau senilai Rp 6,63 triliun, sementara Phoenix Power B.V. memegang 28,44 miliar saham dengan nilai setara Rp 2,84 triliun.

Usai transaksi tersebut, kepemilikan saham TPIA di CDI meningkat menjadi 74,89 miliar lembar atau senilai Rp 7,48 triliun. Di sisi lain, kepemilikan Phoenix ikut naik menjadi 37,44 miliar saham atau setara Rp 3,74 triliun.

Baca Juga: Punya Prospek Positif, Simak Rekomendasi Saham Bukit Asam (PTBA) Dari Sejumlah Analis

Tak hanya itu, TPIA juga mengumumkan pemberian modal tambahan ke CDI dengan menggandeng perusahaan bidang kelistrikan dan energi asal Thailand, Electricity Generating Public Company Limited (EGCO Group). Total suntikan dana tersebut mencapai US$ 185 juta, yang mana TPIA berkontribusi sebesar US$ 90 juta dan EGCO Group sebesar US$ 95 juta.

Dengan adanya transaksi ini, TPIA akan tetap memegang kepemilikan mayoritas di CDI untuk mempertahankan kepemimpinan atas arah strategis bisnis infrastrukturnya. Investasi tambahan dari EGCO Group akan semakin memperkuat kemitraan ini dan mendukung pertumbuhan aset infrastruktur CDI, yang mencakup energi, air, kepelabuhanan dan penyimpanan, serta logistik.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Imam Gunadi mengatakan, pada pertengahan 2024 lalu TPIA memang membuka peluang untuk membawa CDI mencatatkan sahamnya di bursa saham Indonesia. Hanya saja, waktu eksekusi Initial Public Offering (IPO) CDI belum dapat dipastikan.

Di luar isu IPO anak usaha, aksi korporasi ini tentu bisa membawa dampak positif bagi TPIA yang sedang berupaya mengembangkan bisnis utilitas dan infrastruktur. Apalagi, TPIA juga mampu menggandeng investor lain untuk memperkuat modal anak usahanya. “Masuknya ECGO Group sebagai investor akan meningkatkan kualitas bisnis perusahaan di bidang utilitas,” ujar dia, Rabu (16/4).

Pengaruh lini bisnis CDI terhadap portofolio TPIA sebenarnya tidak terlalu besar. Namun, CDI dipandang dapat memberikan pendapatan yang stabil bagi TPIA.

“Jika dilihat dari laporan keuangan TPIA, lini bisnis kelistrikan mampu tumbuh 27,12% year on year (yoy), berbeda dengan penjualan petrokimia yang relatif turun,” imbuh Imam.

Dari sisi teknikal, saham TPIA sedang dalam fase konsolidasi dan mendekati historical resistance di area Rp 7675—7750 per saham. Untuk investor trader jika ingin melakukan pembelian, Imam menyarankan untuk menunggu hingga saham TPIA menembus resistance-nya dan pastikan breakout dengan volume yang meningkat guna menghindari false break.

Investor pun bisa menggunakan level Rp 7.825 per saham untuk buy on breakout saham TPIA dengan target terdekat di level Rp 8.200 per saham dan stop loss jika break di level Rp 7.650 per saham.

Dari sisi fundamental, mengingat kondisi ekonomi sedang lesu, hal ini tentu menjadi kabar buruk untuk industri petrokimia seperti TPIA. Terlebih lagi, valuasi TPIA sudah sangat premium sehingga ini bukan waktu yang tepat untuk mengakumulasi saham tersebut.

Sementara itu, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila merekomendasikan speculative buy saham TPIA dengan target harga Rp 8.125 per saham.

Dia menyebut, TPIA memang berencana untuk menggelontorkan dana sebagai upaya menjaga operasional dan mengoptimalkan aset. Jika benar bahwa transaksi penambahan modal ke CDI merupakan sinyal untuk IPO perusahaan tersebut, ini dapat direspons dengan baik oleh investor.

“Sebab, bisnis infrastruktur dan utilitas CDI bisa semakin ekspansi dan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan TPIA,” pungkas dia, Rabu (16/4).

Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Kemarin Saat IHSG Naik 4 Hari Beruntun

Selanjutnya: Jordan Thompson, Resmi Bergabung dengan Jakarta Pertamina Enduro

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 16-23 April 2025, Indomie Jumbo Beli 3 Jadi Murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×