Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan telah disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sidang tahunan MPR, Jumat lalu (16/8) lalu. Emiten sektor konstruksi seperti seperti PT PP (Persero) Tbk (PTPP, anggota indeks Kompas100) bakal menjadi salah satu yang diuntungkan dengan proyek pemindahan ibu kota.
Maklum untuk memindahkan ibu kota, pemerintah tentunya akan membangun infrastruktur baru. Hitungan pemerintah, pada tahap pertama investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 485 triliun untuk pembangunan pusat pemerintahan baru.
Analis RHB Research Andrey Wijaya mengatakan, dalam jangka panjang, PTPP akan mendapat proyek baru terkait rencana pemindahan ibu kota. “Kalau pemindahan ibu kota itu jadi, secara jangka panjang PTPP sangat diuntungkan,” ujar Andrey.
Baca Juga: PTPP perluas portofolio bisnis dengan dua kerjasama strategis
Andrey mengatakan PTPP yang merupakan bagian dari holding company perumahan akan memperoleh prioritas dalam rencana pemindahan ibu kota tersebut. PTPP akan banyak dibutuhkan untuk membangun gedung dan kantor maupun perumahan di wilayah ibu kota baru nantinya.
Berbeda, analis MNC sekuritas Muhamad Rudy Setiawan mengatakan proyek-proyek PTPP ke depannya belum terlihat akan bertambah banyak atau tidak. Namun, ia mengatakan, ada potensi PTPP untuk ikut dalam proyek pengerjaan pemindahan ibu kota.
Hanya saja, untuk tahun ini, Rudy memperkirakan, PTPP sulit mencapai target kontrak baru. “Kontrak akan bertambah, meskipun tidak akan 100% mencapai target,” ujar Rudy.
Baca Juga: Emiten konstruksi masih bisa kejar target kontrak baru di semester II-2019
Rudy mengatakan pada tahun ini sektor konstruksi masih banyak tantangan. Pada semester pertama tahun ini, sektor ini terhambat penyelenggaraan pemilu dan pilpres. Selain itu, fokus APBN tidak banyak menyasar infrastruktur, sementara swasta juga belum menggeber proyek infrastruktur.
Ini menyebabkan kontrak-kontrak baru di semester I 2019 lalu masih rendah. “Industrinya sedang kurang bagus,” ujar Rudy.
Namun, Andrey mengatakan, pencapaian PTTP pada semester I 2019 tergolong bagus dibandingkan pemain-pemain lainnya di industri ini. Ia bilang saat ini PTPP mendapatkan kontrak baru senilai Rp 15 triliun. Ini berarti PTPP sudah meraih 29% dari target kontrak baru tahun ini.
Terbaru, PTPP memenangkan tender proyek tol Semarang - Demak dengan menjadi pemegang saham terbesar yakni 65% dan sisanya dipegang PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Misi Mulia Metrical.
Baca Juga: Konstruksi Tol Semarang-Demak sepanjang 27 Km siap dimulai tahun 2019
Selain itu, PTPP juga baru menandatangani kontrak dengan PT Macika Mineral Industri terkait pengerjaan proyek pembangunan pabrik peleburan atau nickel smelter. Hanya saja, menurut Andrey, kontrak baru ini masih belum berdampak dalam jangka pendek.
Andrey berpendapat PTPP masih memiliki katalis negatif yang menghambat kinerja mereka. Ia menilai, financing cost PTPP naik pada kuartal kedua 2019. “Itu sih yang agak berat. Biaya beban keuangannya jadi naik,” jelas Andrey.
Analis Ciptadana Sekuritas, Arief Budiman dalam risetnya pada 1 Agustus 2019 menyebutkan, performa PTPP pada semester II tahun ini akan lebih baik dibandingkan semester pertama lalu. Ia memprediksi di semester II 2019, aktivitas konstruksi akan mengalami percepatan.
Baca Juga: Sembilan ruas tol baru siap beroperasi di semester kedua tahun ini
Ia mengatakan kontrak baru PTPP dalam pembangunan tol Semarang-Demak merupakan kontrak besar dengan estimasi biaya investasi mencapai Rp 15,3 triliun.
Ketiga analis tersebut masih merekomendasikan buy saham PTPP. Rudy memasang target harga saham PTPP Rp 2.490 per saham.
Andrey menilai saham PTPP masih murah. Ia menargetkan harga saham PTPP akan mencapai Rp 2.800 per saham.
Arief juga merekomendasikan buy saham PTPP dengan target harga Rp 2.570 per saha,. Hanya saja, target harga ini turun dari sebelumnya Rp 2.900 per saham. Ini lantaran perolehan kontrak baru PTPP di semester pertama tahun ini lebih kecil dari ekspektasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News