Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terdampak sentimen pandemi Covid-19, kemilau investasi berlian ikut meredup. Bahkan, minat mayarakat terhadap batu mulia tersebut merosot cukup dalam selama pandemi.
President Director V&Co Jewellery Melvino mengungkapkan, selama pandemi market penjualan berlian ritel tercatat turun drastis antara 50% hingga 70%. Kondisi tersebut diyakini masih akan berlanjut hingga pertengahan tahun depan.
"Harga berlian saat ini relatif ada yang naik dan turun, untuk yang kecil-kecil harganya relatif turun, sedangkan untuk berlian yang harganya naik diuntungkan oleh pergerakan kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah," kata Melvino kepada Kontan.co.id, Jumat (28/8).
Baca Juga: Kinerja Hartadinata (HRTA) positif sepanjang semester I 2020, berikut pendorongnya
Sementara itu, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama pandemi membuat toko berlian harus ditutup. Ditambah lagi, dampak pandemi Covid-19 turut melemahkan kondisi ekonomi global dan domestik.
Sementara itu, dari global Melvino juga menjelaskan angka permintaan berlian turut melemah. Beberapa produk khususnya berlian dengan ukuran kecil cenderung turun dan harganya ikut melorot.
Alhasil, dengan berbagai kondisi tersebut Melvino mengakui daya tarik berlian untuk beberapa waktu ke depan cenderung kurang menarik. Bahkan, dia mengungkapkan banyak pemilik berlian yang justru menjual kembali berliannya ke toko. "Dalam 3-5 bulan terakhir, angka penjualan berlian turun cukup parah. Harapannya 2021 daya beli bisa kembali pulih disertai relaksasi PSBB," ungkap dia.
Baca Juga: Inilah masker termahal dunia yang bertabur 3.600 berlian, berapa harganya?
Ke depan, Melvino mengaku belum merekomendasikan masyarakat untuk menjadikan berlian sebagai salah satu instrumen investasi di tengah pandemi. Prediksinya, hingga akhir tahun kondisi ekonomi belum akan pulih ke level normal, sehingga minat terhadap berlian diperkirakan masih lesu.
Biasanya orang beli berlian untuk investasi dan fesyen. Kalau untuk investasi masih bagus, tapi kalau untuk fesyen rasanya sulit," ujar dia.
Adapun jenis berlian yang banyak dipilih sebagai instrumen investasi umumnya berlian dengan ukuran besar atau di atas 2 karat. Meskipun begitu, Melvino kembali menekankan investor untuk wait and see terlebih dahulu sambil menunggu pemulihan kasus Covid-19 dan ekonomi global sebelum memulai kembali investasi berlian.
Di sisi lain, meskipun harga emas berhasil melonjak ke level tertingginya tahun ini, Melvino mengaku tren pergerakan berlian tidak berbanding lurus dengan harga logam kuning tersebut. "Berlian dan emas punya pangsa pasar masing-masing dan kenaikan emas tidak bisa menjadi tolak ukur bagi prospek harga berlian ke depan," pungkas Melvino.
Baca Juga: Peminat Investasi Lukisan hingga Berlian Turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News