Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam industri diperkirakan masih mampu naik. Pemangkasan suku bunga hingga gangguan suplai menjadi pendorongnya.
Berdasarkan data Trading Economics, harga paladium mencetak peningkatan mingguan tertinggi dengan kenaikan 12,10% menjadi US$ 1.079 per ons troi pada Selasa (17/9) pukul 18.27 WIB.
Disusul alumunium sebesar 8,35% ke US$ 2.530 per ton; nikel 3,47% menjadi US$ 16.269 per ton; dan timah 2,52% ke US$ 31.805 per ton.
Baca Juga: Harga Logam Industri Menguat, Begini Prospeknya Hingga Akhir Tahun 2024
Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, positifnya harga logam industri utamanya didukung ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter the Fed.
"Pemangkasan suku bunga yang diawali September ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/9).
Selain itu, kendala pasokan diperkirakan akan mendukung harga. Misalnya, pembatasan perdagangan, seperti larangan terhadap logam asal Rusia di bursa komoditas utama di Amerika Serikat dan Inggris, berpotensi memperketat pasokan aluminium dan tembaga.
Baca Juga: Harga Tembaga, Aluminium, dan Seng Sentuh Level Tertinggi 2 Minggu karena Dolar Loyo
Lalu, pasokan timah diperkirakan akan menghadapi kendala karena pembatasan ekspor yang diberlakukan pada bulan Februari oleh Myanmar dan penundaan perizinan yang sedang berlangsung di Indonesia.
Adapun kedua negara tersebut menyumbang 40% dari produksi timah global.
Di sisi lain, terdapat tantangan dari lesunya ekonomi di China. "Namun masih ada harapan dengan pemangkasan suku bunga the Fed," katanya.
Baca Juga: Harga Tembaga Sentuh Level Tertinggi 2 Pekan pada Jumat (13/9)
Dus, harga logam industri tersebut diperkirakan masih mampu untuk naik. Untuk paladium diperkirakan di US$ 1.300 per ons troi, alumunium di US$ 2.800 per ton, nikel US$ 20.000 per ton, dan timah US$ 36.000 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News