kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Prospek Harga Komoditas Energi Bakal Ditentukan Kebijakan Global


Jumat, 16 Desember 2022 / 20:08 WIB
Prospek Harga Komoditas Energi Bakal Ditentukan Kebijakan Global


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek harga komoditas energi masih belum bisa ditakar. Serangkaian kebijakan global bakal menyelimuti naik turunnya harga di tahun depan.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan bahwa harga energi pada tahun 2023 kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan dari tindakan bank sentral global yang menaikkan suku bunga.

Walaupun diperkirakan kenaikan suku bunga pada tahun 2023 akan lebih kecil karena hasil kebijakan moneter telah menunjukkan hasil yang baik dengan penurunan tingkat inflasi, namun inflasi saat ini masih dua kali lipat dari target bank.

"Aksi kerek suku bunga tersebut menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (16/12).

Di sisi lain, lanjut Sutopo, perlambatan ekonomi China terlihat jelas pada kuartal IV-2022, yang kemungkinan besar merupakan hasil dari kebijakan zero Covid-19.

Baca Juga: Meski Sulit Diprediksi, Harga Komoditas Energi Masih Perkasa di Kuartal I-2023

Padahal pelonggaran kebijakan telah dilaksanakan, namun kekhawatiran akan lambatnya perekonomian masih berlanjut hingga tahun 2023. Sehingga, hal tersebut berpotensi mengancam kebutuhan energi, khususnya minyak bumi.

Sementara itu, OPEC+ masih mempertahankan target produksi minyak hingga Januari, dan keputusan ini dapat berubah seiring berkembangnya permintaan di tahun 2023.

Sanksi terhadap minyak Rusia juga masih menjadi katalis yang akan terus mempengaruhi harga minyak di tahun 2023, dan hal itu belum diketahui secara pasti kapan akan berakhir.

Menurut Sutopo, selama tensi konflik Rusia dan Ukraina masih berlangsung, kemungkinan besar sanksi tersebut akan tetap berlaku. Namun, Rusia tidak begitu terpengaruh, karena India dan China akan tetap bersedia membeli minyaknya.

Kendati demikian, pasar mengharapkan adanya perubahan kebijakan China sebagai konsumen energi terbesar dunia untuk melonggarkan kebijakan zero-covid setelah sejumlah demonstrasi di akhir tahun 2022.

Asumsinya, apabila China tidak mengekang maka hal ini dapat mendorong permintaan komoditas, termasuk komoditas energi.

Baca Juga: Industri Properti Diproyeksi Terus Pulih pada Tahun 2023, Ini Penjelasannya

Sementara faktor lain yang berpengaruh terhadap harga minyak mentah adalah persediaan dan sentimen pasar. Sejauh ini, pasar masih cenderung wait and see akan kelanjutan kenaikan suku bunga di tahun 2023.

Sutopo memperkirakan harga minyak mentah akan diperdagangkan pada US$ 73,83 per barel pada akhir kuartal-IV 2022, dan bakal berkisar di US$ 82,92 per barel dalam waktu 12 bulan tahun 2023.

Harga gas alam diperkirakan akan diperdagangkan pada US$ 6,70 per MMBtu pada akhir kuartal ini. Ke depan, diperkirakan akan diperdagangkan pada US$ 8,06 per MMBtu dalam waktu 12 bulan.

Sementara, harga batubara diprediksi berkisar US$ 421,34 metrik ton pada akhir kuartal ini. Di sepanjang tahun 2023, batubara diperkirakan akan diperdagangkan di US$ 485,09 metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×