kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek harga emas terganjal sinyal hawkish The Fed


Kamis, 01 Agustus 2019 / 19:09 WIB
Prospek harga emas terganjal sinyal hawkish The Fed


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve untuk memangkas suku bunga acuannya pada akhir Juli 2019, justru membuat harga emas global cenderung tertekan pada perdagangan Kamis (1/8). Hal ini karena, sikap The Fed yang cenderung hawkish usai memangkas suku bunga acuannya.

Mengutip Bloomberg pada hari ini pukul 17.39 WIB, harga emas spot masih tercatat turun 0,4% ke level US$ 1.407,62 per ons troi pada perdagangan Kamis (1/8). Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exchange turun 1,33% pada 17.39 WIB ke level US$ 1.418,70 per ons troi.

Baca Juga: Harga emas turun 0,62% di level US$ 1.405,35 per ons troi (Pukul 16.00 WIB)

Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudi mengatakan, tekanan yang dihadapi emas, tidak lepas dari penguatan dolar AS hari ini (1/8). Apalagi, ekspektasi pasar terhadap hasil rapat The Fed yang bakal menerapkan kebijakan moneter agresif tidak terjadi.

Semalam, The Fed mengambil langkah pemangkasan suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 2%-2,25% tidak lepas karena kekhawatiran akan kondisi ekonomi global dan inflasi AS. "Namun, bukan pemangkasan tersebut yang membuat harga emas jeblok, tetapi lebih pada sikap Gubernur The Fed Jerome Powell. Dalam konferensi pers, Powell memberikan kode suku bunga tidak akan dipangkas secara agresif," kata Nanang kepada Kontan.co.id, Kamis (1/8).

Baca Juga: Hindari risiko, Bank of Japan beri sinyal siap melonggarkan kebijakan moneter

Akibatnya, harga emas yang sejatinya merupakan aset tanpa imbal hasil justru tertekan. Semakin rendah suku bunga di AS dan bunga global, maka opportunity cost memegang aset ini semakin kecil.

Menurut Nanang, jika The Fed tidak memangkas suku bunga secara agresif tentunya akan memberikan tekanan bagi emas, mengingat pemangkasan 25 bps sudah priced in atau sudah ditakar sebelumnya. Apalagi, pasar berharap The Fed bakal memangkas suku bunga acuannya hingga tiga kali di tahun ini.

Baca Juga: Rupiah dibuka melemah pasca pemangkasan suku bunga The Fed

Secara teknikal, harga emas berpotensi kembali bergerak di bawah US$ 1.400 per ons troi, di mana harga saat ini berada di bawah MA 13. Sedangkan dari indikator stochastic pun sudah berpotongan ke bawah.

Indikator MACD berada di area menurun di zona positif mendekati zona netral. Sedangkan indikator RSI tengah bergerak turun dan berada di area 49,21. Berbagai indikator teknikal tersebut mencerminkan arah harga emas masih bearish hingga akhir tahun.

"Harga emas berpotensi bergerak turun, di mana range masih terjaga di rentan harga US$ 1.300 per ons troi hingga US$ 1.400 per ons troi di akhir tahun," ungkapnya.

Sedangkan untuk perdagangan Jumat (2/8), Nanang merekomendasikan investor untuk melakukan aksi jual. Adapun perkiraan harga emas besok bergerak di kisaran resistance US$ 1.421,88 per ons troi ; US$ 1.414,06 per ons troi; dan US$ 1.406,25 per ons troi. Sementara untuk level support berada di kisaran US$ 1.390,63 per ons troi; US$ 1.382,81 per ons troi; dan US$ 1.375 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×