Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Akibatnya, harga emas yang sejatinya merupakan aset tanpa imbal hasil justru tertekan. Semakin rendah suku bunga di AS dan bunga global, maka opportunity cost memegang aset ini semakin kecil.
Menurut Nanang, jika The Fed tidak memangkas suku bunga secara agresif tentunya akan memberikan tekanan bagi emas, mengingat pemangkasan 25 bps sudah priced in atau sudah ditakar sebelumnya. Apalagi, pasar berharap The Fed bakal memangkas suku bunga acuannya hingga tiga kali di tahun ini.
Baca Juga: Rupiah dibuka melemah pasca pemangkasan suku bunga The Fed
Secara teknikal, harga emas berpotensi kembali bergerak di bawah US$ 1.400 per ons troi, di mana harga saat ini berada di bawah MA 13. Sedangkan dari indikator stochastic pun sudah berpotongan ke bawah.
Indikator MACD berada di area menurun di zona positif mendekati zona netral. Sedangkan indikator RSI tengah bergerak turun dan berada di area 49,21. Berbagai indikator teknikal tersebut mencerminkan arah harga emas masih bearish hingga akhir tahun.
"Harga emas berpotensi bergerak turun, di mana range masih terjaga di rentan harga US$ 1.300 per ons troi hingga US$ 1.400 per ons troi di akhir tahun," ungkapnya.
Sedangkan untuk perdagangan Jumat (2/8), Nanang merekomendasikan investor untuk melakukan aksi jual. Adapun perkiraan harga emas besok bergerak di kisaran resistance US$ 1.421,88 per ons troi ; US$ 1.414,06 per ons troi; dan US$ 1.406,25 per ons troi. Sementara untuk level support berada di kisaran US$ 1.390,63 per ons troi; US$ 1.382,81 per ons troi; dan US$ 1.375 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News