Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT KMI Wire & Cable Tbk (KBLI) tak hanya mengalami kenaikan harga saham yang signifikan. Emiten ini juga dinilai memiliki prospek bisnis yang positif di sisa tahun ini.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyampaikan, KBLI terbantu oleh mega proyek pengadaan kapasitas pembangkit listrik sebesar 35.000 MW oleh pemerintah. Proyek ini tentu dapat mendatangkan banyak permintaan kabel produksi KBLI.
Baca Juga: Catat kenaikan harga lebih dari dari 100%, saham KMI Wire & Cable (KBLI) layak beli
Namun demikian, proyek ini sebenarnya masih tersendat-sendat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, total kapasitas pembangkit listrik dari program ini baru mencapai 3.617 MW per 15 Juni 2019 atau sekitar 10% dari target awal pemerintah.
Karena perkembangannya cukup lambat, KBLI perlu realistis terhadap proyek yang sebenarnya sudah berlangsung sejak 2015 tersebut. “Jadi potensi permintaan kabel juga perlu menunggu perkembangan lebih lanjut proyek 35.000 MW tersebut,” imbuh William, hari ini (1/8).
Baca Juga: KMI Wire and Cable (KBLI) berencana tingkatkan pasar ekspor kabel
Akan tetapi, ia tetap memandang bahwa keberadaan proyek ini dapat berdampak positif bagi produsen kabel seperti KBLI dalam jangka panjang.
Untuk itu, KBLI dinilai tetap perlu aktif mengikuti tender-tender pengadaan kabel lainnya sembari menunggu penyelesaian proyek pembangkit listrik 35.000 MW. Hal ini supaya kinerja perusahaan tetap stabil secara berkesinambungan.
Berdasarkan berita Kontan.co.id sebelumnya, manajemen KBLI memang tengah mendorong perusahaannya untuk tidak hanya bergantung pada proyek pemerintah. Emiten ini aktif mengincar beberapa tender dan berpartisipasi dalam berbagai gelaran expo.
Baca Juga: Targetkan pertumbuhan pendapatan lebih tinggi, ini strategi KMI Wire (KBLI) pada 2019
Bukan hanya itu, KBLI juga berencana meningkatkan penjualan kabel di pasar ekspor. Hal ini dilakukan lantaran pendapatan ekspor perusahaan masih tergolong kecil yakni sebesar Rp 19,52 miliar di semester pertama lalu.