Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang penambangan emas optimistis bakal mencetak kinerja ciamik sepanjang tahun ini. Selain mengoptimalkan produksi juga mulai mengembangkan usaha guna meningkatkan kinerja.
Salah satunya PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), tahun ini bakal menggenjot produksi sebesar 19,39% menjadi 180.000 ons hingga 200.000 ons emas, nilai ini lebih besar dari realisasi produksi 2018 sebanyak 167.506 Oz.
Hingga kuartal pertama tahun ini, Sekretaris Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah Sjoekri menyampaikan, melalui anak usahanya PT Bumi Suksesindo (BSI) yang mengoperasikan tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi sudah berhasil memproduksi emas sebesar 46.515 Oz.
Adi bilang MDKA akan mengoptimalkan produksi emas dan mineral melalui anak perusahaan. Di antaranya eksplorasi di tiga lokasi yakni proyek Tambang Emas dan Perak Tujuh Bukit di Jawa Timur, Proyek Tambang Tembaga Pulau Wetar di Maluku Barat, dan Proyek Tambang Emas Pani di Gorontalo.
Pada proyek Tambang Tujuh Bukit yang berlokasi di Banyuwangi, MDKA berencana untuk meningkatkan produksi pada lapisan oksida dari 4 juta ton menjadi 8 juta ton bijih yang diremukan , ditumpuk, dan ditempatkan untuk irigasi. Dengan nilai investasi mencapai US$ 41 juta.
Guna mendukung rencana ini, MDKA juga tengah meningkatkan kapasitas heap leach dari 36 juta ton menjadi 56 juta ton. Ditargetkan dapat rampung tahun ini.
Mengenai harga, MDKA memperkirakan harga jual emas pada tahun ini di angka US$ 1,200 per ons hingga 1,300 per ons.
Pada tahun lalu, harga emas rata-rata sebesar US$ 1,269 per ons, nilai itu 0,89% lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata pada tahun 2017 sebesar US$ 1,257 per ons.
“Pada tahun ini kami fokus memperkuat bisnis pertambangan dan penjualan emas, serta tembaga dengan mengoptimalkan potensi sumber daya mineral dari masing-masing anak usaha,” ujarnya, Selasa (19/6).
Selain MDKA, PT United Tractors Tbk (UNTR, anggota indeks Kompas100 ini) juga menargetkan mampu mengeduk sebanyak 350.000 ons emas. Sekretaris perusahaan UNTR Sara K Loebis menyampaikan, pada periode Januari hingga April 2019 telah memproduksi sebanyak 124.00 ons.
Sebagai informasi, unit usaha UNTR dalam bidang pertambangan emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Nah pada tahun ini, UNTR memiliki agenda untuk melakukan eksplorasi lanjutan di lokasi yang berbeda untuk menemukan cadangan emas baru. Saat ini jumlah cadangan emas yang ada sebesar 4,5 juta ons.
Tak hanya melanjutkan operasional dan mengoptimalkan produksi emas, UNTR juga akan melaksanakan eksplorasi lanjutan.
Sara bilang, untuk mengembangkan tambang emas ini perseroan sudah menyiapkan dana US$ 50 juta yang diperoleh dari kas internal oleh PT Agincourt Resources yang terkonsolidasi dengan total capex UNTR.
Berdasarkan laporan eksplorasi pada Mei 2019, UNTR telah mengeluarkan dana sebesar Rp 9,33 miliar, kegiatan eksplorasi itu dilakukan di daerah Sibolga, Sumatera Utara. Melakukan pengeboran dengan tingkat kedalaman total 7.651 meter.
Perihal harga, Sara menyampaikan sejauh ini harga penjualan emas mengikuti harga pasar. “Untuk demand seperti biasa saja,” katanya pada Kontan.co.id, Sabtu (15/6).
Sampai kuartal pertama tahun ini, UNTR sudah mendulang pendapatan dari bisnis penambangan emas pada tahun ini. Hingga Maret 2019, UNTR mengantongi pendapatan bersih dari penjualan emas sebesar 97.000 ons dengan nilai Rp 1,9 triliun.
Analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony melihat prospek bisnis emiten emas masih bisa cerah pada tahun ini. Terlebih pada kuartal kedua ini, bakal dipengaruhi oleh meningkatnya harga emas dunia.
“Untuk meningkatkan kinerja mereka perlu meningkatkan produksi, atau mau tidak mau harus mengurangi beban agar biaya produksi lebih rendah,” ungkapnya pada Kontan.co.id, Rabu (19/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News