kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Prospek batubara jangka panjang masih bearish


Rabu, 19 Agustus 2015 / 19:01 WIB
Prospek batubara jangka panjang masih bearish


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Batubara masih menjadi andalan bahan bakar bagi sebagian besar negara di Eropa. Namun demikian, konsumsi batubara di Eropa belum mampu mengangkat harga.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menuturkan, permintaan dari Eropa hanya dapat mengangkat harga secara teknikal. Namun, prospek batubara jangka panjang masih bearish.

China masih menjadi konsumen batubara terbesar di dunia. Oleh karena itu keputusan People's Bank of China (PBoC) untuk mendevaluasi yuan memberi sentimen negatif bagi harga batubara.

Apalagi, impor batubara di China juga menurun lantaran adanya perlambatan ekonomi di negeri tirai bambu. Deddy mencatat, impor batubara di China dalam tujuh bulan pertama tahun ini turun 33,7% year on year (yoy) menjadi 121,12 juta ton.

Di sisi lain, Indonesia sebagai salah satu penghasil batubara terbesar di dunia juga mengalami penurunan ekspor.

Dalam tujuh bulan pertama tahun ini, ekspor batubara Indonesia turun 18% yoy menjadi 186,8 juta ton.

Sementara produksi batubara selama tujuh bulan pertama juga turun 15% yoy menjadi 232,9 juta ton.

Lalu, konsumen terbesar kedua adalah India. Namun, India juga memilih untuk membatasi impor dan menggunakan batubara dalam negeri.

Deddy mengatakan, penurunan harga batubara awalnya karena ada isu lingkungan, mengingat batubara dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Makanya, banyak negara mulai membatasi penggunaan batubara. "Hanya batubara dengan kalori tertentu yang boleh dipakai," ujar Deddy.

Penggunaan batubara kini mulai diganti dengan gas alam karena lebih murah dan ramah lingkungan. Selama penggunaan batubara bisa diganti dengan gas alam, Deddy menduga harga batubara akan terus tertekan.


Wuwun Nafsiah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×