kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Properti Ritel Stabil, Prospek Emiten Masih Positif Hingga Tutup Tahun


Jumat, 08 September 2023 / 20:32 WIB
Properti Ritel Stabil, Prospek Emiten Masih Positif Hingga Tutup Tahun
ILUSTRASI. Okupansi ruang properti ritel masih cenderung stagnan di semester pertama 2023.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Okupansi ruang properti ritel masih cenderung stagnan di semester pertama 2023. Konsultan real estate dan properti Knight Frank Indonesia menyebut, okupansi ruang ritel saat ini berada di kisaran 78,84% atau relatif sama dengan tingkat okupansi di tahun 2022 lalu.

Meskipun tingkat okupansi masih cenderung stagnan, harga sewa ruang ritel di Jakarta tercatat naik 3,8% secara tahunan. Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia mengatakan, ritel sewa memiliki performa yang lebih baik dibandingkan ritel strata di Jakarta saat ini. 

"Kemampuan adaptasi ritel sewa terlihat lebih cepat dan mampu memenuhi level of requirement dari kebutuhan konsumen saat ini," ujar dia dalam siaran pers, Kamis (7/9).

Melansir laporan keuangan, sejumlah emiten properti mencatatkan kenaikan pendapatan dari pusat niaga dan kawasan komersial di semester I 2023. Misalnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,96 triliun di semester I 2023, naik 8,6% secara tahunan dari Rp 2,72 triliun di semester pertama tahun lalu.

Baca Juga: Kinerja Ritel Menggeliat, Prospek Emiten Properti Masih Positif di Semester II 2023

Kontribusi sektor mal dan retail SMRA dari pihak-pihak berelasi tercatat Rp 23,5 miliar di semester I 2023, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,55 miliar. Sementara, kontribusi sektor mal dan retail SMRA dari pihak ketiga sebesar Rp 743 miliar di semester I 2023, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 619,29 miliar.

Meskipun PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatatkan penurunan pendapatan 4,08% YoY ke Rp 4,46 triliun di semester I 2023, tetapi pendapatan dari pusat niaga dan kawasan komersial meningkat.

CTRA mencatat kenaikan pendapatan usaha yang terdiri dari pusat niaga dan kawasan komersial, pelayanan kesehatan, hotel, sewa kantor, lapangan golf, dan lain-lain. Pendapatan usaha ini meningkat 9,6% menjadi Rp 966,03 miliar.

Baca Juga: Proyek Baru Tetap Hadir di Pasar Kondominium Jakarta Meski Penjualan Stagnan

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, okupansi ruang ritel yang berada di kisaran 78,84% dan meningkatnya harga sewa selama semester I secara perhitungan harusnya tidak akan signifikan 

“Sebab, tingkat okupansi ruang ritel itu peningkatan masih tipis,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (8/9).

Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan, kenaikan okupansi merupakan sentimen positif bagi properti. “Terutama, bagi emiten yang memiliki pendapatan berulang dari mall atau ruang ritel," ujarnya kepada Kontan, Jumat (8/9).

Sementara, prospek kinerja emiten properti di semester II akan positif dengan adanya sentimen libur akhir tahun. “Pergerakan masyarakat akan terdorong, sehingga dapat menarik lebih banyak tenant yang menyewa,” ungkap Jono.

Untuk rekomendasi saham, Jono merekomendasikan beli SMRA dengan target terdekat Rp 680 per saham.

Baca Juga: Simak Rekomendasi saham Ciputra Development (CTRA) dari Sejumlah Analis Ini

Di sisi lain, Jono melihat tidak semua emiten properti memiliki kinerja bisnis dan saham yang baik, salah satunya adalah PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).

Menurut Jono, APLN mencatatkan rugi di semester pertama 2023 karena pengakuan pendapatan real estate dari serah terima yang lebih rendah. APLN juga memiliki utang obligasi jangka pendek senilai Rp 4,5 triliun yang harus dilunasi, sehingga harus diperhatikan nanti rencana APLN seperti apa. 

“Sementara kami belum ada rekomendasi APLN,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×