Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih menghadapi tantangan berat tahun ini. Salah satunya adalah kenaikan harga komoditas seperti minyak mentah, crude palm oil (CPO), dan soft commodities secara umum.
Analis Panin Sekuritas Jonathan Guyadi mengatakan, kenaikan harga minyak mentah berkorelasi positif dengan kenaikan harga bahan baku kemasan produk UNVR. Sebagai langkah memitigasi kenaikan harga komoditas secara umum, UNVR telah menyesuaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) blended sebesar 6% pada kuartal keempat 2021.
Kendati begitu, Jonathan menilai dampak kenaikan ASP tersebut masih relatif minim pada kuartal keempat 2021. Dampak yang lebih signifikan dinilai baru akan lebih terlihat di kuartal pertama 2022. Bahkan, emiten konsumer ini kembali meningkatkan ASP pada bulan Februari sebesar 6% dan tidak menutup kemungkinan akan mengerek harga lagi jika memang diperlukan.
Baca Juga: Margin Tertekan Kenaikan Harga Bahan Baku, Simak Rekomendasi Saham UNVR
“Kami memperkirakan UNVR dapat mempertahankan gross margin pada level 49%-50% pada tahun ini ditopang oleh product brand awareness yang cukup positif serta ketersediaan raw material hingga kuartal kedua 2022,” ujar Jonathan kepada Kontan.co.id, Senin (21/3).
Pada tahun ini, Jonathan melihat pihak UNVR berupaya untuk berfokus pada pertumbuhan pendapatan dengan meluncurkan produk dan inovasi baru. Menurut dia, segmen premium dan value product akan jadi fokus mengingat segemen ini punya kinerja yang positif sepanjang tahun lalu.
Sementara untuk segmen homecare, UNVR dinilai akan berfokus pada optimalisasi iklan produk mid segment guna meningkatkan merek mengingat konsumen pada segmen ini lebih sensitif terhadap harga produk.
Baca Juga: Saham Sektor Barang Konsumsi Ini Layak Dicermati Jelang Ramadan
Dia juga melihat pihak Unilever akan berusaha meningkatkan pertumbuhan pada segmen penjualan digital. Pasalnya, segmen ini memiliki pertumbuhan yang positif dengan berkontribusi terhadap 5% dari total penjualan pada 2021. Angka tersebut naik hampir dua kali lipat, mengingat pada 2020 angkanya hanya 2,6% dari total penjualan.
“Jadi, brand UNVR yang kuat ditopang dengan potensi pemulihan daya beli masyarakat akan jadi katalis positif. Tapi, kenaikan harga bahan baku bisa jadi katalis negatif karena menekan profitabilitas UNVR,” imbuhnya.
Alhasil, Jonathan saat ini merekomendasikan untuk hold saham UNVR dengan target harga Rp 3.700 per saham. Adapun, pada perdagangan hari ini, Senin (21/3), harga saham UNVR ditutup di level Rp 3.460 per saham atau menguat 2,98%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News