kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi Motor Listrik Berpotensi Tumbuh, Simak Rekomendasi Analis Berikut


Kamis, 11 Januari 2024 / 18:18 WIB
Produksi Motor Listrik Berpotensi Tumbuh, Simak Rekomendasi Analis Berikut
ILUSTRASI. Produksi motor listrik dinilai berpotensi tumbuh, terlebih didukung dengan kebijakan pemerintah


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi motor listrik dinilai berpotensi tumbuh, terlebih didukung dengan kebijakan pemerintah yang menargetkan 2 juta unit kendaraan motor listrik hingga 2030.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, hal ini merupakan sentimen yang positif namun juga harus diingat, persepsi masyarakat terhadap kendaraan listrik masih belum baik sepenuhnya.

"Ditambah lagi dengan adanya masa pakai baterai, dan harga baterai tersebut masih dapat dikatakan mahal," ungkap Nico kepada Kontan.co.id, Kamis (11/1).

Adapun infrastruktur pengisian daya yang masih terbatas juga masih menjadi kendala dalam mendorong pentrasi yang lebih cepat lagi bagi kendaraan listrik. Oleh sebab itu, meskipun potensi pertumbuhan motor listrik sangat besar, namun juga harus didorong dengan perubahan persepsi dan murahnya harga baterai di masa yang akan datang.

Baca Juga: United Bike (UNTD) Menargetkan Produksi 60 Ribu Motor Listrik pada Tahun Ini

"Disertai dengan kesiapan regulasi dan infrastruktur untuk mempermudah masyarakat mengadopsi kendaraan listrik," tuturnya.

Selain itu, insentif pemerintah dinilai juga bisa mendorong, namun tetap perubahan persepsi masyarakat terhadap motor listrik dan paradigma tetap menjadi faktor utama. 

"Karenanya kami berharap, sosialisasi, edukasi, regulasi dan infrastruktur kendaraan listrik terus didorong agar masyarakat mulai mengadopsi kendaraan listrik," ujarnya.

Regulasi yang matang dapat mendorong peningkatan infrastruktur lebih cepat. Kesiapan pemerintah juga menjadi sebuah penilaian bagi masyarakat dalam memutuskan transisi motor listrik.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda memiliki analisis yang sama, ia mengatakan mmeiliki potensi pertumbuhan yang besar. Jumlah penggunaan motor listrik di Indonesia tercatat naik 13 kali lipat selama 2020-2022 dan penjualan tersebut ditopang oleh motor listrik yang dilengkapi fasilitas penukaran baterai atau swap battery.

"Dengan artian, banyaknya minat masyarakat terhadap motor listrik, sehingga diperkirakan ke depannya akan ada potensi meningkat permintaan serta pertumbuhan sepeda motor listrik di Indonesia," tutur Vicky kepada Kontan.co.id, Kamis (11/1).

Baca Juga: Mobil Listrik MG 4 EV dan New MG ZS EV Resmi Mengaspal di Indonesia

Hal tersebut juga dapat terjadi dari insentif yang diberikan pemerintah memberikan dampak yang positif untuk pertumbuhan kendaraan listrik. Begitu juga dengan penjualan di semester I-2023 naik 42,5% atau 3,2 juta unit dari 2,6 juta unit.

"Lalu penyediaan infrastruktur pengisian baterai untuk kendaraan listrik atau electric value (EV) telah mencapai 2,188 unit yang terdiri dari 842 unit charging station maupun instalasi private dan 1,346 unit swap battery," ujarnya.

Vicky merekomendasikan buy on weakness pada saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 6.100 per saham, trading buy pada saham PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) dengan target harga Rp 4.400 per saham, dan trading buy PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan target harga Rp 95 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×