kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Produksi feronikel Aneka Tambang (ANTM) naik 7% menjadi 6.531 ton pada kuartal I-2019


Rabu, 24 April 2019 / 18:43 WIB
Produksi feronikel Aneka Tambang (ANTM) naik 7% menjadi 6.531 ton pada kuartal I-2019


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan kinerja operasional yang cukup positif sepanjang tiga bulan pertama 2019.

Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk Arie Prabowo Ariotedjo menyatakan, produksi feronikel Antam selama kuartal I-2019 tercatat sebanyak 6.531 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau meningkat 7% dibanding periode yang sama di tahun 2018. 

Sementara produksi biji nikel sebanyak 2,2 juta ton nikel atau naik 6% dibanding kuartal I 2018. Lalu untuk produksi emas sebanyak 471 kilogram (kg) atau turun 13% dibanding kuartal I 2018. "Kalau produksi perak kami turun 2% menjadi 2.396 kg pada kuartal I-2019. Sedangkan bauksit naik 46% menjadi 187.830 wet metric ton (wmt)," ujarnya dalam sela-sela RUPST Antam di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (24/3).

Arie juga mengungkapkan untuk proyek Chemical Grade Alumina (CGA) di pabrik Tayan, Kalimantan Barat sudah mulai berproduksi sejak Oktober 2018 dan menghasilkan 12.041 ton di kuartal I-2019. "Sementara di tahun lalu belum berproduksi sama sekali," lanjut dia.

Untuk penjualan ekspor, Arie bilang, dari unit logam mulia secara total menghasilkan 6,3 ton pada kuartal I-2019 atau turun 6% dari 6,7 ton pada periode yang sama di 2018. Di mana penjualan ekspor dari tambang emas Pongkor di kuartal I 2019 sebesar 350 kg atau naik 17% dari periode yang sama tahun lalu. "Kalau untuk feronikel penjualannya sebesar 7.122 ton atau naik 33% dibanding periode yang sama di 2018," lanjut Arie.

Lalu untuk ekspor bijih nikel di kuartal I-2019 sebanyak 948.000 TNi atau turun 18% dibanding kuartal I-2018. Sementara untuk ekspor bauksit juga turun 34% menjadi 55.000 wmt di kuartal I-2019 dari 83.000 wmt pada kuartal I-2018.

Arie bilang penurunan ekspor biji nikel dan bauksit tersebut disebabkan oleh masalah perpanjangan izin penjualan yang baru diterima kira-kira pertengahan Maret tahun ini. "Tapi kami yakin ketertinggalan penjualan ini akan meningkat di kuartal II 2019," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×