Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi rata-rata minyak mentah Amerika Serikat (AS) diprediksi untuk pertama kalinya akan melebihi 12 juta barel per hari (bph) di akhir tahun 2019. Energy Information Administration (EIA) dalam laporan bulanannya, Selasa (10/7), menyatakan, produksi minyak mentah AS akan segera melampaui Rusia.
Berdasarkan laporan tersebut, produksi minyak AS yang melonjak kian didukung oleh kemajuan teknologi formasi shale. Tingkat produksi naik 5,6% sepanjang tahun lalu dan diperkirakan tumbuh lebih tinggi sebesar 15,4% dalam tahun ini.
Jika prakiraan tersebut terealiasasi, AS akan menggeser posisi Rusia yang selama ini menjadi produsen minyak mentah terbesar di dunia. "Pertumbuhan produksi di AS, Brasil, Kanada, dan Rusia akan menjadi mayoritas dari total pertumbuhan pasokan global pada 2019," kata Administrator EIA Linda Capuano, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Rabu (11/7).
EIA menaikkan perkiraan rata-rata produksi minyak AS di tahun 2019 sebesar 40.000 bph menjadi 11,8 juta bph. Lembaga yang berada di bawah Departemen Energi AS tersebut juga mengerek perkiraan produksi minyak AS di kuartal keempat tahun depan sebesar 50.000 bph menjadi 12,02 juta bph.
Adapun, tahun ini, produksi minyak AS diperkirakan belum akan berubah dari perkiraan di bulan sebelumnya yaitu sebanyak 10,79 juta bph. Proyeksinya, produksi rata-rata di kuartal ini akan mencapai 10,29 juta dan bertambah menjadi 11,29 juta bph pada kuartal keempat 2018.
Sementara, total permintaan minyak AS diperkirakan akan mencapai 20,35 juta bph sepanjang tahun ini, turun 60.000 bph dari perkiraan sebelumnya. Dus, EIA meningkatkan prospek permintaan minyak AS pada 2019 sebesar 10.000 bph menjadi 20,68 juta bph.
Jika perkiraan tersebut tercapai, konsumsi bensin AS pada 2019 mendatang akan menjadi rata-rata tahunan tertinggi, melebihi rekor pada 2017 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News