kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju harga minyak tertahan kesediaan AS memperlunak sanksi terhadap Iran


Rabu, 11 Juli 2018 / 05:35 WIB
Laju harga minyak tertahan kesediaan AS memperlunak sanksi terhadap Iran
ILUSTRASI. Kantor OPEC - harga minyak


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak naik pada Selasa (10/7), terdorong oleh penurunan cadangan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan serta kekhawatiran pasokan di Norwegia dan Libya. Untunglah kenaikan itu diperlunak oleh indikasi Amerika Serikat (AS) akan mempertimbangkan permintaan keringanan sanksi minyak terhadap Iran.

Minyak mentah Brent berjangka naik 79 sen menjadi US$ 78,86 per barel. Sebelumnya, patokan harga global ini pernah mencapai titik tertinggi US$ 79,51.

Minyak mentah AS berjangka naik 26 sen menjadi menetap di US$ 74,11, setelah sempat mencapai US$ 74,70.

Persediaan minyak mentah AS turun minggu lalu sebesar 6,8 juta barel, menurut data dari kelompok industri American Petroleum Institute. Penurunan itu lebih besar dari yang diperkirakan, menyebabkan harga minyak mentah berjangka naik dalam perdagangan pasca-penyelesaian.

Kenaikan minyak mentah pada Selasa juga didorong oleh "luapan makro positif dari pasar saham global yang kuat," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.

Ketiga indeks saham utama naik pada hari Selasa, dan S&P 500 membukukan penutupan tertinggi sejak 1 Februari.

Kedua patokan harga minyak mentah itu menjauh dari harga tertinggi empat tahun setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Amerika Serikat akan mempertimbangkan permintaan dari beberapa negara untuk dibebaskan dari penerapan sanksi terhadap minyak Iran.

"Itu seolah menggembosi pasar," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago.

"Tapi itu tidak seperti yang mereka katakan sebelumnya. Itu semua tergantung pada negara mana yang mereka bicarakan. Apakah pembeli besar minyak mentah Iran? Apakah itu India? ... Apakah itu keringanan sementara?"

Bulan lalu, Amerika Serikat mengatakan ingin mengurangi ekspor minyak dari produsen terbesar kelima, Iran, ke titik nol mulai November mendatang.

Kenaikan Brent masih didorong oleh pemogokan oleh ratusan pekerja di rig minyak dan gas lepas pantai Norwegia yang mengarah ke penutupan satu ladang minyak yang dioperasikan oleh Shell.

Bullish harga juga dipicu oleh jatuhnya produksi di Libya. Produksi mereka tinggal separo menjadi 527.000 barel per hari.

Sementara itu, anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang dipimpin oleh Arab Saudi, telah sepakat meningkatkan produksi. Namun, ada kekhawatiran bahwa langkah itu akan menggunakan kapasitas cadangan global, sehingga menyisakan kerentanan pasar terhadap penurunan produksi yang lebih jauh dan tak terduga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×