Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengetahuan, pengalaman dan keberanian merupakan guru terbaik. Begitu pula dalam urusan investasi. Kredo inilah yang selalu dipegang oleh Presiden Direktur PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) Ray Anthony Gerungan dalam menjalankan investasi.
Perkenalan Ray dengan dunia investasi baru terjadi saat ia kembali ke Indonesia. Maklum, sewaktu masih tinggal di Amerika Serikat (AS), Ray belum tertarik pada dunia keuangan.
Dia memang memiliki latar belakang pendidikan teknik. Dia sempat bekerja di PT Pertamina cabang AS pada tahun 1990.
Keputusan besar akhirnya diambil oleh Ray saat memutuskan kembali ke Indonesia. Ia mencoba mencari peruntungan di dalam negeri.
Namun, lantaran keterbatasan bahasa, ia memilih bekerja pada perusahaan multinasional. Ia lantas bekerja di Swiss Bank Corporation cabang Jakarta.
Nah, dari pengalaman bekerja di bank ini, Ray mulai mengenal sektor keuangan. Ia pun mulai tertarik pada investasi.
Produk investasi pilihannya jatuh pada saham. Kala itu, Ray masih coba-coba memilih saham.
Untuk tambahan bekal pengetahuan, ia tidak segan bertanya kepada temannya yang sudah lebih dulu menekuni investasi saham.
Merasa cukup bekal, Ray pun masuk dunia saham. Ia memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Pertimbangannya, saham BBCA memiliki prospek bagus dalam jangka panjang.
Pilihannya tepat. Ia cuan besar di saham. Keuntungan yang didapat di BBCA membuatnya ketagihan berinvestasi saham.
Pria kelahiran tahun 1968 ini lantas mengembangkan portofolio investasi saham. Ia lantas memborong saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Tbk (ISAT).
Semula investasi saham telekomunikasi itu menjanjikan. Namun dia lebih menjagokan saham BBCA. Apalagi dalam sepuluh tahun setelahnya melejit dan menandakan keuntungan jangka lebih panjang makin menggiurkan. "Dulu saham TLKM menggiurkan. Namun saat ini BBCA sudah di atasnya," kata Ray.
Sampai tahun 2003, Ray cenderung menjadi trader atau jual beli saham jangka pendek. Setelah ia pindah bekerja ke Merill Lynch, Indonesia, dia memilih menjadi investor jangka panjang. Ia membeli saham dan tidak menjual (hold) hingga jangka panjang.
Strategi investasi
Lama berkecimpung di dunia saham, Ray kini fasih memberikan tip dan trik investasi saham. Menurutnya, investor saham harus tahu dan mengerti mengenai fundamental emiten.
Penguasaan pengetahuan fundamental keuangan ini menjadi kunci utama dari tujuan investasi saham. Jika memilih emiten dengan fundamental ciamik, saham tersebut dapat dipegang hingga jangka panjang. Jika fundamental perusahaan tersebut kurang bagus, maka hanya layak sebagai ajang trading jangka pendek.
Sebagai investor, ia mengaku tipe yang agresif. Toh, Ray menyarankan kepada investor baru agar fokus memilih emiten yang produknya dikenal betul. Misalnya, jika sehari-hari menggunakan BBCA, investasi saham BBCA merupakan pilihan tepat.
Pria berusia setengah abad ini menyarankan agar investor tidak membeli saham hanya karena ikut-ikutan. "Jangan asal beli saham, harus susun strateginya dulu sebelum melancong," katanya.
Nah, di keluarga kecilnya, Ray mengajarkan kepada dua orang anaknya tentang pola pikir investasi. Ia acap mengingatkan bahwa dalam mengeluarkan uang harus diperhitungkan, dan tidak boleh boros, dan membeli keperluan sesuai kebutuhan. "Kalau uang anak saya tidak cukup buat beli tiket konser jangan paksakan beli. Ia harus menabung dulu. Saya budayakan menabung," tandas Ray.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News