kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jos Parengkuan terpincut tragedi Black Monday


Sabtu, 09 Desember 2017 / 19:15 WIB
Jos Parengkuan terpincut tragedi Black Monday


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkecimpung lama di industri keuangan membuat Jos Parengkuan tak ragu dalam menginvestasikan sebagian penghasilannya. Dan, kecintaan Komisaris PT Syailendra Capital ini terhadap industri keuangan sudah terlihat semenjak di bangku kuliah.

Kala itu, pria kelahiran 1964 silam ini yang sedang menyelesaikan pendidikannya di University of Manchester, Inggris, merasakan kejadian Black Monday yang memukul bursa saham Amerika Serikat (AS).

Tak lama setelah kejadian kelam tersebut, muncul film Wall Street yang menceritakan kecerdikan Gordon Gekko, diperankan Michael Douglas, seorang broker yang berhasil memutarbalikkan dunia pasar modal di negeri uak Sam.

Dari film inilah, mata Jos terbuka serta membuatnya mulai tertarik pada pasar modal. "Akhirnya, saya mulai menaruh perhatian ke pasar modal karena saya melihat di pasar modal kalau menderita kerugian bisa juga untung cepat," ujarnya.

Hal itulah yang membuat Jos yakin untuk mengoleksi saham sebagai instrumen investasinya. Dengan berbekal pengetahuan dan ruang lingkup pekerjaan, membantu Jos dalam memilih saham yang cenderung lebih aman.

Mengingat saat itu, Jos masih berkarier sebagai analis riset di PT Lippo Securities yang dilanjutkan ke PT Danareksa Sekuritas sebagai kepala strategi ekuitas. Dia bercerita, untuk instrumen saham yang jadi pilihannya adalah, yang berada di LQ45 serta saham yang memiliki fundamental kuat. Saham-saham tersebut condong lebih aman dan membuat portofolio lebih terjaga.

Memang, untuk masuk ke instrumen investasi seperti saham yang high risk high return dibutuhkan ketekunan dan pengetahuan. Walau banyak yang bilang saham cocok bagi investor jangka pendek, Jos justru melihat instrumen ini cocok bagi investor jangka panjang.

Tapi, bukan berarti Jos tak pernah punya pengalaman buruk di saham. Jika di 1987 saat Black Monday, dia hanya sebagai penonton. Saat krisis moneter 1998 ia merasakan sendiri pengalaman kehilangan investasi yang cukup besar.

"Tahun 1998 berantakan. Saya sampai harus menarik deposito besar-besaran dari tabungan istri," kata Jos. Bahkan, banyak rekan Jos yang tumbang akibat krisis moneter tersebut. Tapi, ia memilih bangkit.

"Dalam hidup ini saya punya prinsip, if you don't win, don't lose the lesson," tegasnya. Artinya, dalam setiap masalah, selalu ada pelajaran yang bisa diambil guna jadi lebih maju.

Investasi lukisan

Seiring berjalannya waktu, Jos memilih untuk melakukan diversifikasi. Pilihannya jatuh pada properti dan lukisan. Namun untuk properti, sampai saat ini lebih banyak digunakannya untuk tempat tinggal ketimbang disewakan.

Cuma, karena posisinya yang strategis lantaran berada di tengah kota, tak menutup kemungkinan aset propertinya itu bisa dilego. "Asal penawarannya juga menarik," ujar Jos.

Nah, untuk investasi lukisan, Jos melakukannya lantaran dirinya memang menyenangi karya seni tersebut. Kini, dia sudah memiliki beberapa lukisan dari pelukis besar Indonesia. Sebut saja, Affandi, Sri Hadi dan Hendra Gunawan.

"Ibarat saham blue chip, karya old master memiliki fundamental yang lebih bagus. Saya pun lebih menyukainya dibandingkan dengan pelukis baru," tambah Jos. Memang terlihat sepele, tapi investasi lukisan cukup menggiurkan.

Hitungan Jos, sebuah lukisan karya maestro Affandi bisa mendatangkan untung maksimal dalam jangka waktu 10 tahun. Ia mencontohkan, salah satu koleksi pribadinya hasil guratan Affandi yang menggambarkan perih panasnya saat tawaf di Ka'bah, Mekkah, sekarang harganya sudah naik 20 kali lipat dari waktu dia membeli 10 tahun yang lalu.

Menggiurkan bukan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×