kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Prediksi analis mengenai pergerakan IHSG jelang keputusan The Fed dan BI


Kamis, 17 September 2020 / 04:00 WIB
Prediksi analis mengenai pergerakan IHSG jelang keputusan The Fed dan BI


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 42,38 poin atau 0,83% ke posisi 5.058,48 pada perdagangan Rabu (16/9).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, investor lebih wait and see jelang pengumuman hasil rapat The Fed dan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).

Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve telah mengadakan FOMC Meeting pada Selasa-Rabu, 15-16 September 2020. Sementara BI menggelar Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu-Kamis, 16-17 September 2020.

Okie melihat, sekarang ini The Fed dan BI cukup berhati-hati dalam mengambil keputusan mengenai suku bunga acuan serta akan mengacu pada kondisi perekonomian.

Baca Juga: IHSG diprediksi melanjutkan pelemahan besok, simak saham MEDC, BSDE, dan EXCL

Lebih lanjut, ia memperkirakan The Fed bakal mempertahankan suku bunga rendah dan mengharapkan adanya kenaikan inflasi serta beberapa variable ekonomi makro guna mendukung kebijakan moneter dalam jangka panjang.

"BI sendiri tentunya lebih antisipasi terhadap langkah selanjutnya, dimana kebijakan moneter yang dibuat diharapkan dapat ikut membantu stabilitas di pasar keuangan," ungkapnya ketika dihubungi Kontan, Rabu (16/9).

Dengan demikian, Okie memproyeksi tingkat suku bunga acuan The Fed bakal tetap dipertahankan pada level 0%-25% dan BI akan mempertahankan suku bunga di posisi 4%.

Menurut Okie hal ini sejalan dengan prediksi inflasi yang masih rendah pada kuartal III, sehingga belum ada alasan yang kuat untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga untuk saat ini.

Baca Juga: Mengintip peluang reksadana saham di tengah PSBB Jakarta yang kembali diperketat

Selanjutnya, dari segi neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus pada Agustus 2020 sebesar US$ 2,33 miliar juga belum menjadi indikasi baik bagi perekonomian dalam negeri.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×