Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Emiten konstruksi PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menorehkan performa yang cukup gemilang pada kuartal III 2015.
Laba bersih perseroan melonjak 209% secara year on year (yoy).
Penyebabnya, pendapatan usaha perseroan meningkat tajam terutama didorong oleh peningkatan penjualan precast.
Berdasarkan laporan Keuangan yang dirilis Jumat (30/10), WSKT berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan usaha kuartal III 2015 sebesar 42,6% yoy dari Rp 5,2 triliun menjadi Rp 7,42 triliun.
Ini terutama didorong oleh pendapatan dari penjualan precash yang melesat 460% menjadi Rp 1,32 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 235,3 miliar.
Sementara pendapatan dari jasa konstruksi masih mendominasi pendapatan usahan dengan menyumbang kontribusi 81,5% atu senilai Rp 6,05 triliun.
Namun, secara yoy pendapatan dari sektor ini hanya tumbuh 20%.
Sementara pendapatan sewa gedung mencapai Rp 356 juta, naik dari Rp 100 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan pendapatan tersebut membuat laba bersih perseroan melonjak tajam dari Rp 129 miliar menjadi Rp 400,2 miliar.
Alhasil, Laba per saham (EPS) naik dari Rp 13,38 menjadi Rp 37,35.
selain didukung oleh pertumbuhan pendapatan usaha, kinerja WSKT juga disokong oleh kenaikan pendapatan bunga dari Rp 30,7 miliar menjadi Rp 94 miliar dan keuntungan selisih kurs sebesar Rp 16 miliar, sebelumnya tecatat rugi Rp 3,3 miliar.
Adapun persediaan WSKT hingga akhir September 2015 tercatat sebesar Rp 999,34 miliar, naik dari Rp 604,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Ini terdiri dari jumlah bahan baku Rp 517,6 miliar, persediaan pengembangan Rp 481 miliar, total kavling yang siap dijual senilai Rp 598 juta.
Total aset WSKT pada akhir September tercatat sbesar Rp 23,34 Triliun.
Ini meningkat 86% dari aset pada periode akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 12,54 triliun.
Jumlah utang WSKT mencapai Rp 14,9 triliun atau naik 53% dari periode akhir Desember 2014 yakni Rp 9.7 triliun.
Sementara ekuitas naik dari Rp 2,7 triliun menjadi Rp 8,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News