kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pre-IPO untungkan emiten dan investor


Rabu, 07 Maret 2018 / 17:23 WIB
Pre-IPO untungkan emiten dan investor
ILUSTRASI. Logo Bursa Efek Indonesia


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecenderungan pre-IPO di pasar modal masih terlihat. Analis melihat strategi ini akan menguntungkan emiten maupun investor ritel.

Perusahaan yang mengutarakan niatnya untuk melaksanakan penawaran saham perdana kepada publik atau initial public offering (IPO), terlebih dahulu disuntik modal oleh perusahaan investasi. Strategi ini dikenal dengan istilah pre-IPO.

Salah satu contohnya, PT Medikaloka Hermina (Hermina Group). Catatan Kontan.co.id, Hermina berencana melaksanakan IPO pada tahun ini. Sebelumnya, pada September 2017, private equity Creador menginvestasikan Rp 600 miliar (US$ 45 Juta) untuk membeli saham minoritas Hermina.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang bilang, masuknya private equity sebelum IPO bisa mempengaruhi harga saham perusahaan saat dilepas ke publik nantinya. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa harga saham tetap tak mengabaikan valuasi.

“Kalau mau IPO memang lebih bagus ada private equity. Dengan begitu ada standby buyer,” papar Edwin, Rabu (7/3). Dengan demikian, kepastian dana yang akan didapat emiten jadi makin terang.

Menurut Edwin, hal ini tak akan merugikan investor ritel nantinya. Justru masuknya private equity bisa menambah kepercayaan investor dan meningkatkan kredibilitas calon emiten.

Kepala Riset Infinitum Advisory Agustini Hamid mengamini bahwa strategi pre-IPO akan berimbas positif pada calon emiten maupun investor yang membeli saham perusahaan bersangkutan nantinya.

“Ketika ada modal disetor dari private equity, artinya mereka punya ekspektasi terhadap perusahaan ke depannya,” ujar Agustini. Meski demikian, ia memberikan catatan bahwa imbas positif akan terasa jika ada modal disetor, bukan backdoor listing.

Selain mendapatkan kredibilitas, masuknya investor bisa membantu perusahaan melakukan pembenahan internal. Terutama dalam menata laporan keuangan dan menjaga transparansi. “Sebelum IPO mereka menggunakan jasa keuangan yang benar-benar mengerti pasar modal,” ujar Agustini.

Meski demikian, adanya pre-IPO tidak serta merta menjamin bahwa saham yang ditawarkan akan menarik bagi publik. Agustini bilang, pelaku pasar tetap harus mencermati tujuan IPO. Jika untuk melanjutkan ekspansi, tentunya hal tersebut lebih menjanjikan.

Menurut Agustini, tahun ini, perusahaan sektor pertambangan yang menggelar IPO akan lebih menarik. Pasalnya, ia mencatat permintaan batubara dalam tiga bulan terakhir masih tinggi. Selain itu perusahaan pertambangan juga tak terlalu sensitif terhadap pergerakan kurs mata uang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×