Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) optimistis dengan pertumbuhan kinerja tahun ini, karena terdapat sejumlah komitmen investasi dari beberapa investor domestik dan asing.
Direktur utama PT PP Properti Tbk Taufik Hidayat menjelaskan saat ini para investor sedang dalam proses memastikan investasinya bisa terealisasi dalam semester dua tahun ini. Adapun produk yang dibidik para investor adalah Apartemen Grand Shamaya Tower 3, apartemen Grand Sungkono Tower 5, apartemen Grand Kamala lagoon Tower Kamala Kandara, apartemen Mazhoji Depok Tower MA.
"Bentuk investasi para investor tersebut adalah membentuk JV bersama PPRO, dengan masing-masing menyetor modal untuk membayar uang muka pembelian apartemen," jelas Taufik dalam laporan tertulis yang dikutip Kontan.co.id, Selasa (27/8).
Baca Juga: IHSG berhasil rebound pada perdagangan Selasa (27/8) pagi, meski asing jual bersih
Komitmen investasi sudah dituangkan dalam bentuk NDA, MOU, dan ada yang dalam tahap negosiasi. Taufik menjelaskan para investor tersebut sudah melakukan klarifikasi sejak awal tahun dan sempat menunda eksekusi karena proses Pilpres yang baru saja
berakhir.
“Berakhirnya Pilpres, turunnya bunga bank, selesainya sejumlah pembangunan infrastruktur serta kelonggaran pajak properti mewah merupakan insentif bagi bergairahnya kembali industri properti di tanah air”, ujar Taufik.
Melihat perkembangan tersebut PPRO optimis tahun ini mampu mencetak kinerja lebih tinggi dari tahun lalu. Proyeksi marketing sales sampai dengan akhir tahun ini diperkirakan sebesar Rp 3,7 triliun, dengan pendapatan sebesar Rp 2,5 triliun dan laba bersih Rp 476 miliar.
Hingga Juli 2019, PPRO baru meraup marketing sales sebesar Rp 945 miliar. Sementara itu, penjualan PPRO tercatat sebesar Rp 874,83 miliar atau setara 35% dari target. Demikian juga dengan laba bersih yang baru tercatat sebesar Rp 168,53 miliar setara 35,4% dari target.
Baca Juga: Penjualan apartemen sokong pendapatan PP Properti (PPRO) di semester I
“Disamping kinerja Laba, tahun ini PPRO juga optimis semakin membaiknya kinerja arus kas karena adanya program khusus yang bersinergi dengan Bank BTN untuk memberikan bunga KPA sebesar 5% serta adanya pembayaran uang muka dari transaksi bulk selling," imbuh dia.
Ditambah lagi dengan belanja modal tahun ini yang terkontrol lebih rendah dari tahun lalu serta cash out operasi semakin terkendali, PPRO optimis neraca keuangan perusahaan akhir tahun ini semakin sehat.
Pada bulan lalu, PPRO merevisi anggaran belanja modalnya dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1 triliun. Hal ini dilakukan karena perusahaan menunjukkan kinerja yang negatif. Dari anggaran tersebut perusahaan mengaku telah menggunakannya sekitar 40% untuk empat hotel di Lombok dan mall di Surabaya.
Adapun untuk arus kas operasi, tercatat posisi terakhir mengalami negatif Rp 694,04 miliar. Memburuk dari posisi akhir tahun 2018 yg tercatat negatif Rp 367,34 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News