Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) akan menjajaki kerjasama pengembangan hunian murah dengan sejumlah perusahaan BUMN untuk mendukung program sejuta rumah. Saat ini perseroan tengah melakukan penjajakan dengan Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Indaryanto, Direktur Keuangan PPRO mengatakan, penjajakan kerjasama tersebut merupakan salah satu alternatif yang akan dilakukan dalam pengadaan lahan untuk tujuan pembangunan rumah segmen menengah bawah. Hal ini seiring dengan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang akan diperoleh induk perseroan, yakni PT PP Tbk (PTPP).
Dari Rp 2,25 triliun PMN yang akan diterima PTPP, sekitar Rp 500 miliar akan digunakan untuk membangun rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Untuk melaksanakan itu, kami akan mencari alternatif untuk pengadaan lahan. Salah satunya, kami jajaki kerjsama dengan Perumnas dan KAI," kata Indar kepada KONTAN, Kamis (14/7).
Indar mengatakan, penjajakan kerjasama tersebut dilakukan karena Perumnas dan KAI agar biaya pembelian lahan lebih murah, sehingga pihaknya bisa menawarkan rumah dengan harga murah pada masyarakat. Adapun kedua perusahaan pelat merah tersebut tercatat memliki lahan yang cukup luas saat ini.
Selain perusahaan BUMN, PPRO juga akan melakukan penjajakan kerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) maupun pihak swasta yang bersedia mengembangkan hunian murah.
Seiring dengan PMN tersebut, PTPP akan melakukan right issue dengan target perolehan dana sebesar Rp 4,4 triliun di kuartal IV mendatang.
Oleh karena itu, Indar mengatakan, pihaknya berpotensi mengantongi dana besar dari suntikan modal induknya.
"Sekitar Rp 500 miliar itu baru PMN saja, kemungkinan PTPP akan suntik lebih besar lagi karena dapat dari right issue," jelasnya.
Untuk mendapatkan suntikan modal dari induknya, PPRO akan melakukan right issue di kuartal I tahun depan. Indar bilang, rencananya perseroan akan menggunkana buku kuartal III 2016.
Dengan asumsi hanya mendapat suntikan sesuai PMN saja, PPRO berpotensi mengantongi dana righ issue sekitar Rp 750 miliar.
Sementara untuk tetap bisa mengantongi keuntungan, Idar bilang, PPRO hanya akan menggunakan suntikan modal dari induk untuk membangun hunian murah.
Sedangkan dana right issue yang diterima dari pemegang saham publik akan digunakan untuk mengembangkan proyek komersial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News