Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) mengapresiasi pemegang saham dengan membagikan dividen tunai tahun buku 2017 sebesar Rp 5,52 per saham. Pembagian dividen telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan pada Kamis (5/4).
Total nilai dividen tunai yang dibagikan sebesar Rp 56,4 miliar atau 30% dari laba bersih emiten konstruksi ini sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp188,3 miliar.
Seperti diketahui, kinerja PPRE pada tahun lalu tumbuh cukup signifikan. Laba bersih melesat 355,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total laba berjalan mencapai Rp 244,6 miliar meningkat 498% dan EBITDA naik 323% dari Rp 138,1 miliar menjadi Rp 584 miliar.
Pertumbuhan laba bersih itu sejalan dengan peningkatan pendapatan konsolidasian PPRE sebesar 389% dari Rp 371,2 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp1,8 triliun pada tahun 2017.
ā€¯Peningkatan kinerja secara signifikan mencerminkan secara langsung kuatnya positioning PPRE sebagai perusahaan konstruksi terintegrasi sehingga mendapat kepercayaan untuk mengerjakan proyek-proyek insfrastruktur strategis berskala nasional. Peran dan posisi PPRE sejalan dengan program pengembangan infrastruktur lndonesia", ujar lswanto Amperawan, Direktur Utama PP Presisi di Jakarta, Kamis (5/3).
Peningkatan kinerja operasional dan keuangan PP Presisi secara signifikan selama ini, akan mendukung peningkatan engineering capacity dan balance sheet capacity sebagai landasan kuat bagi PP Presisi untuk melakukan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Tahun ini, PPRE menargetkan pendapatan Rp 4,9 triliun atau meningkat 172%. "Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 2018 sebesar Rp 434 miliar, meningkat 130% dibandingkan 2017," kata Benny Pidakso, Direktur Keuangan PPRE.
Selain memutuskan pembagian dividen tunai, RUPS PP Presisis juga menetapkan beberapa keputusan lainnya, antara lain senilai Rp 9,5 miliar atau lebih kurang 5% dari laba bersih tahun lalu akan dialokasikan sebagai cadangan wajib. Lalu Rp 122,4 miliar atau 65% dari laba bersih akan dibukukan sebagai saldo laba ditahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News