Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Masih berlanjutnya koreksi USD membuat GBP memiliki peluang untuk melanjutkan penguatannya. Ditambah perhatian pelaku pasar sedang berfokus pada hasil pertemuan BOE Kamis (11/6) dini hari nanti.
Mengutip Bloomberg, Rabu (10/6) pukul 17.29 WIB pasangan GBP/USD melambung 0,58% ke level 1,5474 dibanding hari sebelumnya. Begitu juga dengan pairing EUR/GBP yang menanjak 0,43% di level 0,7302. Berbeda, pasangan GBP/AUD justru tergelincir 0,39% ke level 1,9925.
Adapun rilis data Inggris menghasilkan sentimen negatif dan positif. Seperti data industrial production Inggris April 2015 memang lebih baik dari prediksi 0,1% yakni 0,4%. Namun GBP juga tertekan oleh rilis data manufacturing production Inggris April 2015 yang merosot dari 0,4% menjadi minus 0,4%.
Alwy Assegaf, Analis PT SoeGee Futures menjelaskan bahwa penguatan pasangan GBP/USD didukung oleh rilis data ekonomi Inggris yang tergolong positif. Tidak hanya itu, koreksi USD juga memberi kesempatan bagi poundsterling untuk mencuri peluang penguatan tersebut.
Setelah pernyataan Barack Obama, Presiden Amerika pada Senin (8/6) dalam pertemuan G7 hari kedua mengenai kekhawatirannya terhadap ekonomi AS jika index USD terlalu perkasa, index USD kembali menyentuh kisaran level 94. “Walaupun sudah dibantah oleh Gedung Putih namun tetap saja pasar sudah lebih dahulu merespon pernyataan tersebut,” kata Alwy.
Data ekonomi yang positif pun seolah mentah begitu saja. Selasa (9/6) rilis data JOLTS Job Openings AS April 2015 mencatatkan lonjakan dari 5,11 juta menjadi 5,38 juta tidak mampu mendongkrak pergerakan index USD.
“Pasar juga menanti hasil pertemuan BOE pada Kamis (11/6) dini hari,” tambah Alwy. Dugaan bahwa pernyataan Gubernur BOE, Mark Carney yang positif membuat GBP pun ikut melambung.
Walaupun memang jika berkaca pada tren, koreksi yang terjadi pada USD hanya sementara. “Kapan pun jika rilis data ekonomi AS kembali positif dan berpengaruh di pasar maka GBP/USD siap tergelincir kembali,” papar Alwy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News