Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Poundsterling (GBP) loyo di hadapan sejumlah mata uang utama dunia. Pemicunya, indikator perekonomian Inggris memburuk.
Mengutip Bloomberg, Rabu (9/9) pukul 16.40 WIB, pairing GBP/AUD turun 0,54% ke level 2,1821. Pasangan GBP/USD turun 0,21% menjadi 1,5363. Hanya, pairing GBP/JPY masih naik 0,39% ke posisi 185,182.
Research and Analyst Monex Investindo Futures Yulia Safrina menilai, poundsterling tertekan karena hasil produksi pabrik di Inggris Juli lalu turun 0,8% dari bulan sebelumnya. Ini meleset dari harapan pasar, yaitu tumbuh 0,2%.
Lalu, Inggris mencetak defisit neraca dagang £ 11,1 miliar Juli lalu. Ini lebih buruk dari defisit sebelumnya, £ 8,5 miliar.Makanya, pairing GBP/AUD turun. Apalagi, kata Yulia, dollar Australia tertolong pernyataan Reserve Bank of Australia (RBA) yang optimistis ekonomi Australia dalam transisi ke arah lebih normal.
Hari ini, pergerakan GBP/AUD akan disetir hasil voting dewan Bank of England (BoE). "Jika banyak yang mendukung kenaikan suku bunga, bisa bagus bagi GBP," kata Yulia.
Namun, analis SoeGee Futures Nizar Hilmy bilang, data ekonomi Inggris yang memburuk justru mengecilkan harapan kenaikan suku bunga. "Jika sinyal kenaikan suku bunga mengecil, penurunan GBP/USD bisa berlanjut. Tapi, jika peluang kenaikan bunga masih terbuka, pasangan ini bisa rebound," ujarnya.
Analis Astronacci International Gema Goeyardi melihat peluang kenaikan pairing GBP/JPY masih terbuka. Secara umum, fundamental Inggris masih cukup kuat. Sedangkan, JPY lemah karena ekonomi Jepang mulai bermasalah. Misal, pertumbuhan upah jauh dari harapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News