Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Data Inggris yang stagnan jadi beban tambahan bagi poundsterling yang memang dibalut katalis negatif dari sisi Brexit. Efeknya GBP/USD pun tidak mampu mengelak dari koreksi.
Mengutip Bloomberg, Kamis (25/1) pukul 17.33 WIB pasangan GBP/USD yang melorot 0,24% di level 1,2604 dibanding hari sebelumnya.
Bagi pasangan GBP/USD, Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures menuturkan data ekonomi Inggris yang cenderung stagnan memberikan beban negatif bagi poundsterling. Mulai dari data prelim pertumbuhan ekonomi Inggris kuartal empat 2016 yang stagnan di level 0,6% dan indeks jasa tiga bulanan yang tergelincir tipis dari 1,1% menjadi 1,0%. Nyaris tidak ada dukungan signifikan bagi GBP untuk unggul.
Hanya saja, koreksi yang terjadi cukup terbatas mengingat data persetujuan KPR Inggris tumbuh dari 41.000 menjadi 43.200. Hal ini memberikan alasan bagi poundsterling untuk bertahan. “Apalagi setelah Mahkamah Agung memutuskan perlu persetujuan parlemen untuk pembentukan Artikel 50 dan proses Brexit, maka kekhawatiran mengenai hard Brexit sesaat mereda,” jelas Wahyu.
Penguatan sementara USD sendiri datang dari rebound teknikal sebelum rilis beberapa data ekonomi penting di akhir pekan. Untuk jangka panjang, tren pergerakan GBP/USD masih berbalut tren bearish dan akan terus berpotensi melemah hingga mendekati area 1,2000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News