Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Pada akhir pekan lalu, poundsterling (GBP) tercatat anjlok ke level terendah dalam kurun level 3 bulan terakhir terhadap dollar AS di level 1,5515. Anjloknya mata uang Inggris tersebut menyusul peringatan Llyods Banking Group mengenai tambahan provisi pada aset-asetnya di Irlandia.
Hal tersebut, semakin meningkatkan kekhawatiran besaran eksposure institusi keuangan Inggris terhadap Irlandia yang tengah dilanda krisis finansial.
Dalam sepekan mendatang, GBP bergerak dengan beberapa indikator. Seperti, akan ada rilis sejumlah data di Inggris. Diantaranya adalah data consumer confidence yang akan rilis 21 Desember. Persepsi pasar memperlihatkan pesimisme ditengah pemangkasan anggaran pemerintah yang berpotensi menurunkan pendapatan masyarakat.
Pasar juga masih mengamati rilis minutes dari sidang Bank of England (BoE) awal Desember lalu. Hal ini diharapkan bisa memberikan kejelasan pada langkah BoE dalam sidangnya awal 2011 mendatang.
Lalu yang menjadi perhatian utama pelaku pasar adalah data GDP Q3 dimana ekonom memperkirakan estimasi akhir dari pertumbuhan ekonomi antara Juli-September tidak akan mengalami revisi.
Hingga perdagangan pukul 10:52 dipasar spot, GBP diperdagangkan di level 1,5513 atau turun 0,13% dibanding perdagangan akhir pekan lalu (17/12). Dalam hitungan satu tahun, poundsterling sudah jatuh 4,08%.
Pengamat Pasar valas Ahim, merekomendasikan beli jika GBP sudah menyetuh 1,5560.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News