Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi menjadi salah satu instrumen yang menarik di tengah ketidakpastian yang tinggi. Dus, penawaran Sukuk Ritel (SR) seri SR022 dinilai akan mendapatkan respon positif.
Kepala Ekonom Bank Central Asia, David Sumual menyebutkan pasar keuangan Indonesia saat ini dipengaruhi sentimen global. Sehingga, ketidakpastian yang masih tinggi membuat investor cenderung mencari instrumen yang relatif aman, yakni surat utang pemerintah.
Sehingga ia menilai, permintaan terhadap SR022 yang akan ditawarkan pada 16 Mei - 18 Juni menjadi salah satu tujuan.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat Tipis, Proyeksi Besok Menanti Data Ekonomi AS, Jumat (14/3)
"Ditambah, potensi imbal hasil yang ditawarkan juga akan menarik seiring penguatan yield ke 6,8% dari sebelumnya dikisaran 7%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (13/5).
David memperkirakan penawaran SR022 akan berkisar direntang 6,5%-6,8% atau lebih tinggi dibandingkan SR021 dikisaran 6,35%-6,45%.
Hal itu seiring dengan sentimen positif meredanya ketegangan perang dagang usai adanya kesepakatan untuk menurunkan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam 90 hari.
Karenanya, David juga memperkirakan penjualan SR022 mampu melampaui penjualan SR021. Adapun Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mencatat penjualan SR021 sebesar Rp 24,22 triliun.
Baca Juga: Penerbitan SBN Ritel Diprediksi Tetap Semarak pada 2025
Dengan statusnya yang dapat diperdagangkan, David menilai investor juga memiliki kesempatan untuk memaksimalkan potensi return dengan menjualnya melalui pasar sekunder. Namun begitu, jika ingin memegang hingga akhir tempo juga dipandang menarik.
"Karena dalam satu tahun ke depan suku bunga global sudah turun sehingga hold to maturity juga menarik, tergantung risk averse masing-masing investor," imbuhnya.
Selanjutnya: Emiten Grup MNC dan Grup Astra Ascet (ASCT) Gelar Private Placement, Cek yang Menarik
Menarik Dibaca: 4 Rekomendasi Cysteamine Cream yang Ampuh dan Aman, Sudah Berizin BPOM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News