kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,86   -7,49   -0.80%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Porsi penjualan Xiaomi meningkat, waspadai potensi penurunan margin Erajaya


Kamis, 09 Agustus 2018 / 08:15 WIB
Porsi penjualan Xiaomi meningkat, waspadai potensi penurunan margin Erajaya
ILUSTRASI. Manager Xiaomi menjajal swafoto menggunakan Redmi S2


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) melaju kencang. Tingginya animo konsumen terhadap ponsel pintar (smartphone) diyakini akan menopang kinerja ERAA hingga akhir tahun nanti.

Tercatat, akhir Juni lalu, ERAA membukukan penjualan sebesar Rp 17,09 triliun atau naik 54,5% dibanding semester I-2017 yang Rp 11,06 triliun. Penjualan telepon seluler dan tablet ERAA melejit 63,9% di periode yang sama.

Serupa, penjualan aksesoris dan voucer fisik juga melonjak drastis. Masing-masing naik menjadi Rp 255,85 miliar dan Rp 110,56 miliar.

Alhasil, laba bersih ERAA di semester I-2018 tumbuh 212% menjadi Rp 435,12 miliar. Sebelumnya laba bersih hanya Rp 139,22 miliar di Juni 2017.

Analis Danareksa Sekuritas Adeline Solaiman menyebut, penjualan ERAA di kuartal kedua terdorong lebaran dan peluncuran produk baru, seperti Xiaomi Note 5 dan Xiaomi Red S2 serta Oppo S7.

Penyelenggaraan Jakarta Fair sejak 23 Mei hingga 1 Juli lalu juga ikut mendorong penjualan. "Gross margin ERAA di paruh pertama melebihi ekspektasi kami yaitu 9,9%," ujar Adeline, Rabu (8/8).

Paulina, analis Sinarmas Sekuritas, dalam risetnya per 3 Agustus, optimistis, kinerja positif tersebut masih terjaga seiring dengan kesuksesan penjualan smartphone unggulan ERAA, seperti Xiaomi.

Terlebih, kapasitas pabrik perakitan ponsel yang dimiliki PT Sat Nusapersada Tbk akan diperluas untuk memenuhi banjir permintaan Xiaomi.

Dengan demikian, hari perakitan Xiaomi yang saat ini 10 hari akan menjadi lebih singkat. "Sehingga ERAA dapat memenuhi kebutuhan pasar dan mendorong penjualan lebih tinggi," papar Paulina.

Mengutip riset Statcounter, Paulina menyebut, pangsa pasar Xiaomi dan Oppo meningkat sepanjang paruh pertama 2018 dari 11% jadi 18,5%. Sementara, Samsung masih memimpin pangsa pasar, namun cenderung turun menjadi 27,3% dari sebelumnya 30,4%.

Tambah toko

Kendati demikian, Adeline mencermati potensi turunnya pertumbuhan margin ERAA seiring dengan membesarnya porsi penjualan Xiaomi. Ia menghitung pertumbuhan margin di akhir tahun hanya 9,5%, lebih rendah dari capaian di pertengahan tahun. "Biar bagaimana pun harga ponsel Xiaomi jauh lebih rendah dari Samsung atau Apple, sehingga growth margin berisiko turun," kata dia.

Selain itu, Adeline juga memperkirakan biaya operasi ERAA berpotensi terkerek seiring dengan rencananya menggenjot toko baru. Hingga akhir tahun, ERAA memang menargetkan dapat membuka sekitar 250 toko baru. Sebagian besar merupakan toko dengan format multi merek, yakni Erafone. Ada juga toko mono-brand, seperti Samsung Experience Store, iBox, maupun Mi-Store.

Karena itu, Paulina memperkirakan ERAA mampu membukukan pendapatan Rp 31,34 triliun hingga akhir 2018. Sementara, laba bersih mencapai Rp 735 miliar.

Paulina merekomendasikan beli saham ERAA dengan target harga Rp 4.000, yang mencerminkan PER 15,4 kali. Adeline pun menyarankan beli ERAA dengan target harga Rp 3.500 per saham.

Sementara, analis Yuanta Securities Investment Lucky Ariesandi memberi rekomendasi tahan saham ERAA. Ia mematok target harga ERAA di Rp 3.050 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×