Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, kepemilikan asing di surat utang negara (SUN) melonjak 25,6%. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pembiayaan Pengelolaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, porsi kepemilikan asing di akhir tahun lalu mencapai Rp 836,15 triliun.
Kenaikan kepemilikan asing tersebut jauh melampaui perolehan di 2016. Saat itu, kepemilikan asing hanya naik 19,2% jadi Rp 665,81 triliun.
Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan, porsi asing di obligasi pemerintah naik berkat kenaikan peringkat utang Indonesia tahun lalu, baik dari S&P di pertengahan tahun maupun dari Fitch Ratings di akhir tahun. "Walau sudah mendekati pergantian tahun, kabar kenaikan peringkat utang tetap jadi angin segar buat para investor asing," kata dia, Selasa (2/1).
Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar menambahkan, di samping efek kenaikan rating, nilai tukar rupiah yang stabil di kisaran Rp 13.500 dan inflasi di bawah 4% menjadi sentimen positif yang menghalau sentimen negatif global.
Investor asing dinilai masih menganggap Indonesia sebagai salah satu negara emerging market yang paling aman untuk urusan investasi. Salah satu penyebabnya adalah fundamental dalam negeri yang cukup stabil.
Anil menganggap, kenaikan Fed fund rate dan pengesahan undang-undang pajak baru di AS tidak lantas membuat investor asing berbondong-bondong kembali ke negeri Paman Sam. "Anggapan keluarnya dana asing merupakan ketakutan yang berlebihan," tandas dia, Selasa (2/1).
Di tahun ini, Anil memprediksi peluang kenaikan kepemilikan asing di SUN masih cukup terbuka. Kondisi ekonomi yang masih dalam keadaan positif dipercaya mampu mendorong masuknya dana asing ke pasar obligasi domestik. "Selama suku bunga acuan, inflasi dan kurs rupiah stabil, investor tetap melirik Indonesia," ujar dia.
Selain itu, momentum tahun politik dinilai tidak akan menggoyahkan porsi dana asing di SUN. Pasalnya, para investor asing dianggap sudah paham bahwa Indonesia masih cukup aman, sekalipun suhu politik dalam negeri meningkat.
Senada, Made berpendapat, berangkat dari pengalaman Pemilu 2014, adanya gejolak politik tidak sampai mempengaruhi kebijakan utang pemerintah. Alhasil, tingkat kepercayaan investor asing terhadap pasar obligasi domestik masih positif.
Lebih lanjut, kelanjutan kebijakan The Federal Reserve yang berencana menaikkan suku bunga acuan AS hingga tiga kali di tahun ini disebut bisa berpengaruh pada kepemilikan asing. Tak hanya itu, kebijakan normalisasi yang dilakukan oleh sejumlah bank sentral di kawasan Eropa juga perlu mendapat perhatian.
Menurut Made, dengan asumsi porsi asing tetap di kisaran 38%–40% dari seluruh SUN yang diperdagangkan, maka jumlah dana dari investor luar negeri diperkirakan mampu bertambah sampai Rp 130 triliun pada tahun ini. "Ini berarti jumlah keseluruhan dana asing di SUN berpotensi mencapai Rp 970 triliun," prediksi Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News