kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.300   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Porsi asing di SBN menurun seiring suplai surat utang bertambah


Rabu, 10 Februari 2021 / 23:44 WIB
Porsi asing di SBN menurun seiring suplai surat utang bertambah
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) secara perlahan bertumbuh. Namun, secara rasio porsi kepemilikan asing justru menurun.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 997,06 triliun per Senin (8/2). Jumlah tersebut tumbuh dari Rp 987,32 triliun di awal Januari.

Namun, kenaikan jumlah kepemilikan asing di SBN tidak sejalan dengan rasio porsinya. Tercatat, porsi kepemilikan asing di SBN per Senin (8/2) sebesar 24,92%, menurun dari porsi di Januari yang sebesar 25,23%.

Baca Juga: Lewat ORI019, pemerintah ajak milenial bantu pemulihan ekonomi

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini memproyeksikan rasio porsi kepemilikan asing di SBN akan terus menurun di sepanjang tahun ini. Faktor yang membuat porsi kepemilikan asing di SBN menurun meski jumlah kepemilikannya naik adalah suplai SBN yang juga bertambah besar.

Maklum, sejak pandemi melanda pemerintah membutuhkan pendaan dari surat utang lebih banyak. Suplai SBN harus bertambah karena defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia yang juga meningkat sejak pandemi melanda.

Mikail mencatat penerbitan obligasi pemerintah sebelum pandemi melanda, sekitar Rp 300 triliun net. Namun, kini peneberitan SBN diproyeksikan cenderung naik ke sekitar 800 triliun net. "Dana asing yang masuk tidak sebanding dengan pertumbuhan suplai obligasi yang besar, rasio porsi asing ke depan akan terus turun," kata Mikail, Rabu (10/2).

Apalagi, dana asing saat ini juga cenderung terbatas karena di AS juga mengalami defisit besar dengan rencana penggelontoran stimulus sebesar US$ 1,9 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menambahkan di awal tahun biasanya asing banyak masuk ke pasar SBN. Namun, kekhawatiran meningkat dengan terus bertambahnya jumlah kasus Covid-19 di dalam negeri. Akhirnya, hal tersebut membuat asing menahan diri.

Saat porsi asing melempem, investor domestik terutama perbankan, Ramdhan nilai saat ini berhasil menjaga likuiditas di pasar SBN. Investor domestik yang menjadi jawara di pasarnya sendiri juga berhasil membuat yield terjaga di sekitar 6%.

Ramdhan memproyeksikan di tahun ini yield SUN tenor 10 tahun masih berpotensi menurun ke 5,75%. Tentunya, bila fundamental ekonomi Indonesia mampu terjaga.

Baca Juga: Per 4 Februari 2021, BI sudah borong SBN hingga Rp 35,72 triliun

Namun, Mikail memproyeksikan yield SUN berpotensi naik ke 7% jika impor meningkat sementara dana asing yang masuk masih terbatas. Ujung-ujungnya, dollar AS yang masuk ke dalam negeri juga terbatas. Dampaknya, rupiah berpotensi melemah dan yield jadi berpotensi naik.

"Penyerapan obligasi pemerintah yang ditopang investor domestik memang tidak menjadi masalah tapi itu selama impor masih rendah, sayangnya saat ini harga minyak global mengarah naik ke US$ 60 per barel," kata Miakil.

Dengan proyeksi yield SUN yang akan naik, Mikail mengatakan baiknya investor menurunkan durasi pembelian obligasinya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×