Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Awalnya, PT Bank Panin Syariah Tbk (PNBS) mengincar duit segar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar melalui perhelatan initial public offering (IPO). Namun, saat eksekusinya emiten bank syariah pertama ini memperoleh dana dibawah target, yakni hanya Rp 475 miliar.
Meski dibawah target, namun Hadi Purnama selaku Direktur PNBS memastikan, pihaknya tidak akan mengubah porsi alokasi penggunaan dana IPO. "Tidak ada yang berubah, porsinya tetap 80:20," tambahnya, (15/1).
Artinya, setelah dikurangi biaya emisi, sebesar 80% -nya bakal digunakan untuk modal kerja perusahaan guna memperkuat struktur pendanaan jangka panjang dalam rangka mendukung ekspansi pembiayaan. Sementara, sisa sebesar 20% akan digunakan sebagai pengembangan jaringan termasuk di dalamnya infrastruktur perusahaan.
"Porsinya tidak berubah karena kami ingin fokus naik kelas. Paling nanti kami sesuaikan saja di sisi penambahan infrastruktur," tandas Hadi.
Memang, selama ini PNBS memiliki kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I dengan kepemilikan modal usaha Rp 500 miliar. Jika ingin naik kelas ke BUKU II, berarti PNSB harus memiliki modal usaha Rp 1 triliun.
Niatan PNBS untuk keluar dari zona nyamannya pun bukan tanpa alasan. Jika sudah mengantongi BUKU II, PNSB akan lebih mudah berkespansi ke berbagai daerah untuk mencari dana murah dari haji dan umrah.
Pada kesempatan yang sama, Yumiarti Kartina, Komisaris Independen PNBS memastikan, proses naik kelasnya PNBS menjadi BUKU II bakal dieksekusi dalam waktu dekat. "Setelah IPO bisa langsung menjadi BUKU II, saat ini dananya sudah ada, hanya tinggal menyisakan urusan adimistratif saja," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News