kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

PMK Bea Keluar Emas Jadi Ancaman, Ini Rekomendasi Saham Emiten Emas


Minggu, 21 Desember 2025 / 17:31 WIB
PMK Bea Keluar Emas Jadi Ancaman, Ini Rekomendasi Saham Emiten Emas
ILUSTRASI. Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (ANTAM) (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengenaan bea keluar komoditas emas dinilai berpotensi mengubah peta kinerja dan strategi emiten tambang emas, mulai dari tekanan terhadap profitabilitas perusahaan berorientasi ekspor hingga potensi emiten untuk makin mengandalkan pasar domestik.

Seperti diketahui, Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya menetapkan tarif bea keluar untuk komoditas ekspor emas melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 80 Tahun 2025. Adapun, bea keluar emas ini akan mulai berlaku pada 23 Desember 2025, sejak ditetapkan pada 17 November 2025.

Aturan bea keluar ini diterbitkan untuk mendukung program hilirisasi produk mineral berupa emas di dalam negeri dengan tetap mempertimbangkan keberlangsungan usaha sektor emas.

Dalam Pasal 3 PMK 80/2025, Purbaya menetapkan bahwa tarif bea keluar atas barang ekspor berupa emas tergantung Harga Referensi dan jenis emas yang akan diekspor.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Emas: UNTR, BRMS, ANTM, dan PSAB untuk Senin (22/12)

Bila harga referensi emas yang ditetapkan oleh menteri perdagangan di kisaran US$ 2,800.00 per troy ounce sampai dengan kurang dari US$ 3,200.00 per troy ounce, tarif bea keluar akan berada pada rentang tarif 7,5%-12,5%.

Sementara itu, bila Harga Referensi mulai dari US$ 3,200.00 per troy ounce, tarif bea keluar akan berada pada rentang 10%-15%, tergantung dari jenis emas yang diekspor para eksportir.

Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su menyebut bahwa tarif bea keluar ini berpotensi memengaruhi performa profitabilitas sejumlah perusahaan penyuplai emas seperti PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).

Penerapan bea keluar terhadap komoditas emas ini menurut Harry paling besar akan memberikan dampak terhadap kinerja PSAB, karena memiliki kontribusi penjualan ekspor emas sebesar 100%. 

Baca Juga: Harga Emas Masih Tinggi, Simak Rekomendasi Saham Emiten Produsennya

Sedangkan untuk UNTR, menurutnya dampaknya tidak akan terganggu separah PSAB karena diversifikasi bisnis dan level penjualan ekspor emas yang tidak mencapai 100%. Untuk BRMS, tidak akan ada dampak material karena penjualan mereka adalah 100% domestik. 

Di sisi lain, ANTM justru akan menerima manfaat karena kebijakan baru ini akan meningkatkan ketersediaan pasokan emas domestik, sehingga mendukung upaya perusahaan untuk mencari mitra baru pengganti Freeport.

Tim analis JP Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo, Arnanto Januri, dan Steven Suntoso menyatakan bahwa dampak penerapan bea ekspor emas ini juga akan mengubah strategi emiten yang melakukan ekspor emas.

Untuk UNTR misalnya, diperkirakannya perseroan akan melakukan perubahan strategi yakni dengan memfokuskan penjualan emas ke pasar domestik, di mana ANTM merupakan pembeli besar yang siap menyerap pasokan. 

“Meski ASP di pasar domestik 1%-2% lebih rendah, tetapi saat ini ekspor UNTR mencakup 80%-90% dari total penjualan emas. Kami menilai skenarionya adalah UNTR akan menjual emas ke pasar domestik,” terang Henry, Arnanto, dan Steven dalam riset 18 November 2025.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa pemberlakukan bea keluar emas ini berpotensi mengurangi margin laba emiten pengekspor emas, tetapi ada harapan tekanan margin tersebut dapat ditutup dengan kinerja penjualan ekspor yang meningkat. Hal ini sejalan dengan arah harga emas yang semakin menguat di periode mendatang disebabkan oleh ketidakstabilan geopolitik. 

“Emas ini dianggap sebagai sebuah aset safe heaven. Jadi wajar saja kalau emiten tersebut bisa mendapatkan benefit dari harga ekspor sehubungan dengan peningkatan ASP,” terang Nafan.

Baca Juga: Cek Strategi Investasi Emas di Tengah Lonjakan Harga

Lebih lanjut mengenai kinerja keuangan berbagai emiten di atas, Harry memproyeksi UNTR akan mengalami penurunan pendapatan ke level Rp 132,2 triliun (-1.6% YoY) di 2025, sehingga laba bersih anjlok ke level Rp 16,2 triliun (-16.8% YoY), sebelum tumbuh kembali ke level Rp 17,0tn (+4.7% YoY) pada 2027.

Sedang ANTM diperkirakannya akan mengalami kenaikan pendapatan 23.9% YoY menjadi Rp 85,7 triliun dan 2026 sebesar Rp 110.6tn (+29.0% YoY) didukung harga emas yang semakin kuat. Sehingga laba bersih di 2025 bisa mencapai Rp 6,9 triliun (+91.8% YoY), dan 2026 sebesar Rp 7,8 triliiun (+12.2% YoY).

Pun BRMS ditaksirnya pendapatan bakal naik 59,9% YoY menjadi Rp 4,3 triliun hingga akhir tahun 2025 dan Rp 6,8 triliun atau naik 56.4% YoY didukung harga emas yang semakin kuat dan aktivitas eksplorasi yang membawa volume semakin tinggi. Sehingga laba bersih di 2025 bisa mencapai Rp 893 miliar (+103.8% YoY), dan 2026 sebesar Rp 1,8 triliun (+107.5% YoY).

Harry merekomendasikan investor untuk BUY saham UNTR dengan target harga Rp 31.000 per saham, kemudian BUY saham ANTM dengan target harga Rp 4.300 per saham, serta BUY saham BRMS dengan target harga Rp 1.300 per saham.

Ada pun Tim analis JP Morgan Sekuritas Indonesia memberi rekomendasi investor untuk Neutral terhadap saham UNTR dengan target harga Rp 25.000 per saham. Pun Nafan merekomendasikan investor untuk ADD saham ANTM dengan target harga Rp 3.300 per saham. 

Baca Juga: Perak Mencapai Rekor Tertinggi, Emas Catat Kenaikan Mingguan Ini Faktor Penyebabnya

Selanjutnya: Ada Libur Nataru, BNI Terapkan Operasional Terbatas

Menarik Dibaca: Dana Transaksi Tidak Sesuai? Ini Cara Mudah Atur Selisih Pencairan Dana Merchant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×